twitter rss

need easy money?

need easy money?
need money? it's easy. just click the dollar

bagaimana menyikapi dosa

Ma`asyiral Mu`minin Rahimakumullah..Jama`ah shalat jum`ah yang dirahmati allah swt..
Apakah yang dilakukan oleh seseorang yang sedang duduk dan tiba-tiba ada lalat hinggap di hidungnya ?Pasti orang tersebut dengan sangat sederhana mengibaskan tangannya untuk mengusir lalat yang hinggap di hidungnya, maka lalat itu pun terbang,

Jama`ah sekalian... Apakah kiranya yang terfikirkan di benak orang tersebut ?. Tentunya itu merupakan hal yang sangat biasa, tidak terlalu membuat dirinya khawatir, tidak juga menganggap itu permasalahan besar, sesuatu yang biasa-biasa saja...

Jama`ah sekalian , demikianlah perumpamaan seorang pendosa dalam mensikapi dosa yang dilakukannya, sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah saw;

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا

”Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosanya, seperti orang yang duduk di bawah sebuah gunung yang ia merasa takut jika gunung itu runtuh menimpanya. Sedangkan seorang pendosa memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu dengan menggerakkan tangannya sedikit saja, lalat itu akan terbang.” ( HR. Imam Bukhari)

Demikianlah, ada perbedaan yang sangat besar antara orang beriman dengan seorang pendosa dalam mensikapi kesalahan dan dosa yang terlanjur ia lakukan. Seorang mukmin karena cahaya keimanan yang ada di dalam hatinya, ketika melihat dirinya melakukan perbuatan dosa, ia merasakan bahwa tindakan itu sebagai suatu tindak kesalahan yang sangat besar dan sesuatu yang mengancam dirinya, bisa membinasakan dirinya. Seperti seseorang yang duduk dibawah tebing gunung yang nyaris akan meruntuhi dirinya. Inilah sikap seorang mukmin, ia senantiasa takut kepada Allah swt dan merasa selalu diawasi oleh-Nya, ia menganggap amal kebaikannya kecil dan menganggap dosa kecilnya adalah kesalahan yang besar.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah

Secara umum ada dua tipe kesalahan yang dilakuakan manusia; ada kesalahan yang hanya melangar hak Allah swt, seperti meninggalkan shalat, tidak berpuasa di bulan ramadhan bagi orang yang tidak ada `udzur apapun, tidak mau membayar zakat dll yang membutuhkan permohonan ampun dari Allah swt. Ada juga kesalahan yang melanggar hak Allah dan hak manusia, seperti mendhalimi orang lain, menipu, korupsi dll, yang tidah hanya membutuhkan permohonan ampun dari Allah saw namun juga memerlukan maaf dari orang yang dizhaliminya. Karena memang manusia berpeluang berbuat kesalahan maka perlu adanya sikap yang mesti dibangun dalam diri setiap mukmin terkait dengan dosa yang mungkin dilakukannya;

Pertama; Segera Akui Kesalahan Itu

Salah satu bentuk keberanian seseorang adalah keberanian dirinya mengakui kesalahan yang dia lakukan. Sikap ini akan mengantarkan dirinya segera beristighfar meminta ampun kepada Allah swt dan kalau kesalahan itu ada kaitannya dengan orang lain maka ia akan meminta maaf kepada orang tersebut. Keduanya –beristighfar kepada Allah swt dan meminta maaf kepada manusia- akan memutus rantai jebakan yang telah dipasang oleh syetan bagi seseorang yang telah jatuh pada satu jebakan syetan dengan melakukan perbuatan dosa. Karena satu dosa ketika dilakukan akan mengantarkan pelakunya pada melakukan kesalahan-kesalahan yang lain. Sebagaimana salah satu perkataan ulama salaf'

إن المعصية تدعو أختها

sesungguhnya kemaksiatan-yang dilakukan- itu akan mengundang saudara-saudaranya”

Kedua; Tidak Mengkambing-Hitamkan orang lain

Salah satu sikap yang perlu dibangun ketika seseorang melakukan kesalahan adalah tidak mencari alasan untuk mengkambinghitamkan orang lain, ia tidak menyalahkan orang lain menjadi sebab kesalahan yang dia lakukan, namun ia mengakuinya dengan berani. Adalah satu pelajaran berharga dari manusia pertama Adam as yang melakukan kesalahan karena godaan iblis, sehingga dia dan istrinya melangar perintah Allah swt. Dalam pengakuanya sama sekali ia tidak menyebut nama iblis, semuanya diakui adalah kesalahannya dalam munajatnya kepada Sang Pencipta Allah subhanahu wata`ala, sebagaimana terekam dalam firman-Nya yang kemudian menjadi do’a yang sering kita lantunkan ;

قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“ Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-a`raf/7 : 23)

Ketiga; Tidak Berdalih Dengan Takdir

Sebagian orang salah memahami taqdir, sampai ketika mereka melakukan satu pelangaran, mereka mengatakan, ”Aku melakukan pelanggarang ini karena sudah ditakdirkan demikian dan aku tidak bisa mengelaknya”. Sehingga tidak pernah merasa bersalah bahkan kadang merasa dirinya paling taat dan beriman kepada Qadha’ dan Qadar Tuhan. Sikap seperti ini bahkan akan mendorong para pemiliknya untuk terus mengulang dan melakukan kesalahan tanpa merasa butuh untuk mengakui kesalahan apalagi bertaubat. Ini adalah sikap para penyembah berhala sebagaimana disampaikan Allah swt dalam firma-Nya;

سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلا آَبَاؤُنَا

Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya ..”. (QS. Al-An`am/6 : 148)

Memang benar, segala hal tidak mungkin terjadi kecuali atas idzin dari Allah swt, namun tidak setiap yang diizinkan-Nya berarti diridhain-Nya. Bukankan Allah swt sendiri yang menyatakan

إِنَّا خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. (QS. Al-Insan : 2-3)

Keempat; Segera Bertaubat dan Tidak Mengulangi kesalahan

Perintah meraih ampunan Allah swt sering dibahasakan dengan bersegeralah,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu”.( QS. Ali Imran/3 : 133)

Ini memberi kesan agar kita tidak menunda taubat, sehingga Ibnul Qayyim menyatakan ”Menunda taubat itu dosa tersendiri yang membutuhkan taubat” artinya ketika seseorang itu berdosa maka ia mesti mertaubat, maka orang yang menunda taubatnya seakan mesti bertaubat dua kali; taubat karena kesalahan dosanya dan taubat karena kesalahan menunda taubatnya. Setelah bertaubat maka berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak terjerembab kedua kali dalam lubang kesalahan yang sama. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda, ”Seorang mukmin tidak layak tersengat dalam satu lobang dua kali”. (HR. Bukhari Muslim)

Kelima; Menutup Lembar Dosa dengan Amal KebaikanManusia memang sangat mungkin berbuat salah, yang baik dari mereka adalah yang bertaubat dan kemudian menjaga dirinya agar tidak kembali melakukan kesalahan tersebut. Rasulullah saw menganjurkan kepada mereka yang berbuat kesalahan untuk menutup dan mengikutinya dengan amalan kebaikan, karena kebaikan itu bisa menghapus kesalahan

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

"Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah keburukan itu dengan kebaikan dimana kebaikan itu akan menghapus keburukan dan pergauilah manusia dengan akhlaq yang baik". (HR. Turmudzi)

Inilah lima sikap penting yang mesti dibangun terkait dengan dosa dan kesalahan. Namum yang tidak boleh kita lupa adalah bahwa tidak ada istilah dosa kecil yang dilakukan berulang-ulang, dosa kecil yang dilakukan terus-menerus akan menjadi besar karena pelakunya meremehkannya. Maka jangan pandang kecilnya dosa namun lihatlah kepada siapa engkau sedang berbuat maksiat. Dan yang paling menghawatirkan adalah bahwa mengulang-ulang kesalahan akan mengantarkan seseorang pada su'ul khatimah.

Demikian khutbah singkat kita kali ini, semoga kita di beri keistiqamahan dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Amienn.

Wallahu a`lam bish-shawab.

http://www.nuansaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=380%3Abagaimana-menyikapi-dosa&catid=102%3Akhutbah-jumat&Itemid=355

kemuliaan pengetahuan

Ketika para malaikat mempertanyakan keputusan Tuhan mengangkat seorang khalifah di bumi ini, Tuhan memberi garansi bahwa keputusan-Nya itu adalah tepat. Ternyata, label garansi Tuhan itu diberikan dalam bentuk “’allama âdam al-asmâ” (mengajarkan kepada Adam tentang nama-nama). Garansi Tuhan diberikan dalam bentuk “pengetahuan”. Menarik! Kita bisa bertanya, apakah itu berarti para malaikat tidak dibekali pengetahuan? Rasanya sulit membuktikan bahwa para malaikat ini tidak punya pengetahuan, sebab mereka melakukan perintah Tuhan tentu dengan pengetahuan, mereka juga menguraikan alasan penolakan mereka atas sosok khalifah yang akan ditunjuk Tuhan mengelola bumi tentu juga berdasar satu pengetahuan. Lantas apa bedanya dengan pengetahuan manusia? C’mon man, kita coba cermati dialog Tuhan dan para malaikat yang terekam dalam Q.S. al-Baqarah/2: 30-33.

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku menjadikan seorang khalifah di bumi”.

Mendengar informasi Tuhan itu, serta merta para malaikat berkata, “Apakah Engkau akan menjadikan di bumi sosok yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? Padahal kami senantiasa memuji dan menyucikan-Mu?”.

Ada beberapa kemungkinan malaikat berkata seperti ini. Pertama, dalam pandangan mereka, pengabdian dan ketaatan mereka kepada Tuhan tidak perlu diragukan, karena mereka adalah makhluk yang senantiasa “tunduk pada perintah Tuhan dan tidak pernah mengingkari-Nya”. Lalu mengapa bukan mereka saja yang diangkat sebagai khalifah? Kedua, mereka beranggapan bahwa sosok khalifah yang diinformasikan Tuhan itu tidak memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk mewakili Tuhan di muka bumi ini. Karena itu, kemungkinan besar mereka hanya akan menumpahkan darah dan merusak bumi ini. Ketiga, tuduhan para malaikat bahwa sosok yang akan diangkat sebagai khalifah itu hanya akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, muncul dari pengetahuan mereka tentang keberadaan makhluk yang telah menghuni bumi sebelumnya.

Tuhan menjawab, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui”. Tuhan meyakinkan para malaikat itu bahwa Dia menjamin sosok yang diinformasikan itu merupakan pilihan yang tepat untuk mewakili Tuhan mengelola bumi ini.

Lalu Tuhan mengajarkan kepada Adam semua nama-nama, kemudian mempertemukannya dengan para malaikat. Tuhan bukan saja ingin memperlihatkan kelemahan argumen para malaikat dan hidden agenda yang mereka sembunyikan, tetapi sekaligus Tuhan mau menunjukkan apa sih kelebihan sosok yang akan dijadikan khalifah di bumi itu.

Maka Tuhan berfirman (kepada para malaikat itu), “Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama benda-benda itu jika kalian (merasa) benar (dengan meragukan khalifah ini).

Para malaikat menjawab, “Maha Suci Engkau, kami tidak memiliki pengetahuan kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Kawan... coba kita berikan sedikit penekanan pada pernyataan malaikat ini: “kami tidak memiliki pengetahuan kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami”. Pengetahuan para malaikat Tuhan bersifat passif. Seturut dengan karakternya “lâ ya‘shûna-llâh mâ amarahum wa yaf‘alûna mâ yu’marûn (mereka tidak pernah mengingkari perintah Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan), maka para malaikat itu hanya mengetahui sesuatu jika sesuatu itu diajarkan Tuhan kepada mereka. Tidak ada pengetahuan yang mereka miliki melalui olah pikir, perenungan (pembacaan), dan analisa mereka sendiri. Inilah kelemahan pengetahuan para malaikat, dan sekaligus menjadi titik lemah argumentasi mereka yang meragukan kapabilitas sosok khalifah yang diinformasikan Tuhan.

Setelah para malaikat ini nyerah, maka Tuhan berkata (kepada Adam), “Wahai Adam, sampaikanlah kepada mereka nama-nama benda-benda itu!”. Maka ketika Adam telah menyampaikan nama-nama benda-benda itu, lalu Tuhan berfirman, “Bukankah sudah Aku katakan kepada kalian bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, bahkan Aku mengetahui apa yang kalian sembunyikan (rahasiakan)”.

Pembicaraan segitiga antara Tuhan, malaikat, dan Adam di atas membawa kita pada satu kesimpulan sementara bahwa alasan Tuhan tidak memilih malaikat sebagai khalifah karena pengetahuan malaikat itu bersifat passif, dan untuk mengelola alam ini dibutuhkan keahlian, kreatifitas, dan pengetahuan lebih dari itu. Lantas, bagaimana dengan manusia? Bagaimana dengan pengetahuan manusia?

Sobat… faktor pengetahuan ini sangat mendasar bagi eksistensi manusia. Inilah satu di antara dua hal – hal satu lagi akan kita uraikan kemudian – yang membedakan manusia dengan makhuk Tuhan yang lain. Seperti firman Allah dalam surah al-Mujadilah/85: 11: “...Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat”. Ada yang spesial dari pernyataan ayat ini. Lihat! Allah menyebut secara terpisah orang beriman dan orang yang diberi pengetahuan, tapi yang disebut pertama adalah iman. Tapi di sini kita bahas dulu pengetahuan, Mengapa? Belakangan aja deh kita jawab, ketika membahas keimanan itu, okey?


Manusia tidak saja diajarkan “nama-nama” oleh Tuhan, tetapi juga diperintahkan untuk mencari pengetahuan. Perintah “Iqra” yang menjadi wahyu pertama Tuhan kepada Nabi Muhammad saw menunjukkan secara jelas maksud itu. “Bacalah!” Manusia harus secara aktif mencari atau menambah pengetahuannya sendiri. Ia dituntut mampu membaca apa yang tertulis di atas lembaran-lembaran kitab maupun yang terpapar di belantara alam raya.

Untuk tujuan itu, sejak awal Tuhan memang sudah membekali manusia kemampuan berpikir/mengolah pengetahuan. Sejak awal, setiap anak manusia sudah dibekali oleh Tuhan dengan as-sam‘a (potensi mendengar), al-abshâr (potensi mengobservasi), dan al-af’idah (potensi berpikir).

Dalam QS. An-Nahl/16:78, Tuhan menegaskan bahwa pada awal penciptaan, manusia tidak memiliki pengetahuan (wallâhu akhrajakum min buthûni ummahâtikum lâ ta‘lamûna syai’an). Kondisi awal penciptaan ini menempatkan manusia pada posisi yang,sebenarnya, sama dengan binatang, tanpa pengetahuan, dan hanya bekerja dengan insting. Hal yang membedakan adalah adanya tiga potensi itu, as-sam‘u, al-abshâr, dan al-af’idah. Dalam kontes ini, Tuhan tidak mengatakan bahwa manusia dibekali dengan al-udzun (telinga/indera pendengaran), al-‘ain (mata/indera penglihatan), dan al-‘aql (otak). Kalau itu yang disebut oleh Tuhan, binatang juga punya semua itu. Seperti lagunya Iwan Fals: kalau cuma senyum, westerling pun tersenyum. Nah, di sinilah manusia menjadi berbeda dengan binatang. Potensi yang ada pada manusia tidak hanya bersifat inderawi. Melalui kemampuan abshar, as-sam’, dan af’idah manusia mampu menembus batas-batas inderawi.

Sederhananya kira-kira seperti ini. Binatang, kalo melihat sesuatu hanya apa adanya. Monyet melihat pisang…ya sekedar pisang. Dimakan dan selesai. Tapi kalo manusia melihat pisang, dia tidak cuma melihat pisang. Ia bisa mengolahnya menjadi kolak pisang, pisang sale, pisang ijo, dan lain-lainnya. Apa istimewanya bisa bikin kolak pisang?????? Jangan lihat kolak pisangnya man! J

Poin kita di sini adalah kemampuan manusia mengolah sejumlah jejak rekam pengetahuan yang dimilikinya menjadi satu pengetahuan yang baru, dan terus menerus seperti itu. Inilah yang sejak awal kita sebut sebagai pengetahuan yang aktif. Kalau orang filsafat menyebutnya silogisme. Dengan pengetahuan aktif seperti inilah, Tuhan memberikan kepercayaan penuh pada manusia untuk mengelola alam ini.

Bayangkan apa yang bisa dilakukan manusia terhadap alam raya dengan potensi seperti itu. Tentu saja, dalam risalah-Nya, Tuhan menghendaki manusia menggunakan potensi pengetahuannya untuk mengelola alam ini agar alam ini, termasuk manusia, menjadi lebih baik, bukan sebaliknya. Bekali-kali Tuhan mengingatkan melalui al-Qur’an agar manusia menggunakan akal fikiran dan pengetahuannya demi kebaikan semesta, dan lebih jauh dari itu adalah demi mencapai keparipurnaan sebagai manusia, sebagai hamba Tuhan. Dan berkali-kali pula, Tuhan mengingatkan agar jangan melakukan kerusakan di atas bumi ini, seperti dulu Dia mengingatkan Adam agar tidak mendekati pohon terlarang.

Jadi, dari satu sisi, yang bisa disebut manusia mulia itu adalah yang mampu memaksimalkan potensi pengetahuannya demi kemaslahatan dan kemakmuran semesta, karena semesta ini adalah amanah yang diwakilkan Tuhan pada manusia agar dikelola dengan baik. Dan semesta itu adalah semua makhluk Tuhan, tanpa kecuali. Wallahu a’lam

http://www.nuansaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=368%3Akemuliaan-pengetahuan&catid=101%3Atafsir&Itemid=353

pemaaf sifat mulia

Salah satu di antara ajaran Islam yang sangat agung adalah ajaran untuk saling memaafkan. Memafkan berarti orang lain yang yang mempunyai kesalahan kemudian kita memberi maaf. Sementara kalau kita yang mepunyai kesalahan maka wajib bagi kita untuk meminta maaf.

Orang yang mulia adalah orang yang suka memafkan. Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda:

Musa bin Imran as, berkata: Wahai Tuhanku diantara hamba-hamba-Mu, siapakah orang yang paling mulia dalam pandangan-Mu ? Allah Azza Wajalla menjawab, “ Orang yang memaafkan walaupun ia mampu membalas. “ ( HR. Imam Baihaqi )

Memafkan sesorang yang kita tidak mampu membalasnya adalah baik dan sedikit wajar, karena posisi kita pada saat itu lemah. Sementara memaafkan seseorang yang kita mampu untuk membalasnya adalah lebih baik dan lebih mulia karena pada saat itu posisi kita kuat dan bisa melakukan apa saja. Ketika seseorang berusaha untuk menjadi Pemaaf berarti ia telah berusaha untuk meniru sipat Allah Al-‘Afuwwu yang maha memafkan. Seorang yang memaafkan orang lain adalah orang yang menghapus luka hatinya akibat kesalahan yang di lakukan orang lain terhadapnya. M.Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah mengatakan, dalam kontek menghadapi kesalahan orang lain Allah swt menujukan tiga kelas manusia atau jenjang sikapnya sebagaimana yang terdapat dalam surat ali imran ayat 34, pertama : yang mampu menahan amarah atau al-Kazhimiin, yang bermakna “ penuh dan menutupnya dengan rapat “ seperti wadah yang penuh dengan air lalu di tutup rapat agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan tidak bersahabat masih memenuhi hati yang bersangkutan, pikirannya masih menuntut balas, tetapi ia tdak memperturutkan ajakan hati dan pikiran itu, ia menahan amarah. Ia menahan diri sehingga tidak mencetuskan kata kata buruk atau perbuatan negatif. Di atas tingkat ini adalah yang memaafkan atau al-Aafin, kata ini terambil dari kata al-Afwu yang biasa di terjemahkan dengan kata “ maaf “ kata ini antara lain berarti menghapus. Seseorang yang memaafkan orang lain adalah yang menghapus bekas luka hatinya akibat kesalahan yang di lakukan orang lain terhadpnya. Kalau dalam peringkat pertama di atas, yang bersangkutan baru sampai pada tahap menahan amarah, kendati bekas bekas luka hati itu masih memenuhi hatinya, maka pada tahap ini, Yang bersangkutan telah menghapus bekas bekas luka hati itu. Kini seakan-akan tidak pernah terjadi satu kesalahan atau suatu apapun. Namun, karena pada tahap ini, seakan akan tidak pernah terjadi sesuatu, maka boleh jadi juga tidak terjalin hubungan. Untuk mencapai tingkat ketiga, Allah mengingatkan bahwa yang di sukainya adalah orang orang yang berbuat kebajkan, yakni bukan yang sekedar menahan amarah atau memaafkan, tetapi justru yang berbuat baik kepada yang pernah melakukan kesalahan. Semua orang bisa bersabar apabila ia terpaksa bersabar karena tidak memiliki kemampuan lain untuk membalas. Tetapi yang lebih sempurna adalah apabila ia mampu bersabar padahal ia mempunyai kekuatan untuk marah atau melakukan pembalasan. Telah diterangkan dalam sebuah hadis bahwa di sisi Allah swt, tidak ada perkara yang lebih disukai selain dari melihat manusia yang menahan kemarahannya. Allah swt, kemudian memenuhi batin orang itu dengan keimanan. Di dalam hadis lain dikatakan barangsiapa mempunyai kekuatan untuk membalas, namun dia menahan kemarahannya, maka pada hari kiamat, Allah akan memanggil dia di hadapan semua makhluk dan menyuruhnya, “ Pilihlah bidadari-bidadari yang kamu sukai.”

Rasulullah saw. bersabda, “ orang yang paling kuat bukanlah orang yang dapat menjatuhkan orang kuat lainnya, tetapi orang kuat kuat yang sejati adalah yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”. Ali bin Imam Husain rah.a. suatu ketika sedang ditolong oleh hamba sahayanya untuk mengambil wudhu. Tiba-tiba lota (cerek) airnya jatuh dari tangan hamba sahaya itu dan mencederai wajah Ali rah.a. Ketika beliau melihat hamba sahaya itu dengan pandangan marah, hamba sahaya itu berkata bahwa Allah Swt, berfirman: “dan orang orang yang menahan amarahnya”.

Ali rah.a. kemudian berkata, “Aku menelan kemarahanku.”

Lalu hamba sahaya itu membaca lagi: “dan memaafkan kesalahan orang lain”.

Beliau menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengampuni engkau.”

Lalu dia membaca: “dan Allah menyukai orang orang yang berbuat kebaikan”.

Maka beliau berkata, “Engkau sekarang telah bebas.”

Suatu ketika hamba lelaki beliau datang membawa mangkuk berisi kuah daging yang masih panas untuk disajikan kepada tamu. Tiba-tiba mangkuk itu jatuh dari tangannya dan menimpa kepala anak beliau yang masih kecil sehingga anak itu meninggal dunia seketika. Beliau kemudian berkata kepada hamba tersebut, “Kamu telah bebas”. Kemudian beliau bersiap-siap untuk memandikan dan mengafani anaknya. Sungguh berbahagia orang yang suka memberi maaf, tidak pernah menyimpan dendam di dalam hatinya. Karena ketika seseorang menyimpan dendam dalam hati, maka secara tidak sadar ia telah menyiksa dirinya. Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang pemaaf, sehingga ikut andil dalam menciptakan suasana dunia yang damai , aman dan sentosa. Amin…

menakar hukum fb dalam islam

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar bahwa salah satu organisasi Islam di Jawa Timur mewacanakan pengharaman facebook. Tentu saja kabar ini segera menarik respon banyak kalangan, baik dari masyarakat umum maupun Majelis Ulama Indonesia. Dalam wawancara di sebuah stasiun televisi, ketua MUI, H. Amidhan, membantah kalau pengharaman itu berasal dari MUI. Sementara, pendapat masyarakat yang diwawancarai mengenai pengharaman facebook oleh ulama ditanggapi dingin. Menurutnya, ulama yang mengharamkan facebook “kurang kerjaan”.

Ormas Islam dan Fatwa

Dalam Al Qur’an, terdapat perintah agar suatu masyarakat Islam mempunyai sekumpulan orang ahli dalam bidang agama. Sekelompok orang ini difasilitasi oleh masyarakat tersebut untuk menjadi kelompok cendekia. Tugas mereka setelah selesai belajar adalah kembali ke masyarakat untuk mengajarkan agama kepada mereka.

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS At Taubah [9]: 122)

www.sjdowntown.com

www.sjdowntown.com
Ayat ini setidaknya memberi ruang bagi kelompok-kelompok masyarakat untuk menyusun sendiri program keagamaan mereka. Sehingga, hampir setiap organisasi masyarakat yang berbasis agama Islam mempunyai semacam ‘majelis fatwa’. NU dan Muhammadiyah misalnya masing-masing mempunyai majelis fatwa dan majelis tarjih. Demikian juga dengan ormas Islam lainnya. Tujuan dari majelis atau dewan fatwa ini adalah untuk merumuskan hukum atas suatu masalah dengan metode istinbath (perumusan) hukum yang sesuai dengan faham masing-masing.

Selain majelis fatwa, beberapa organisasi dan pesantren juga mempunyai program rutin yang disebut pembahasan masalah (bahtsul masa’il). Kegiatan ini biasanya terbuka untuk umum dengan menghadirkan beberapa ahli sebagai narasumber. Topik yang dibahas bermacam-macam. Baik persoalan yang baru muncul maupun persoalan lama yang dianggap masih menyisakan perdebatan. Hasil dari pembahasan ini ada yang di publikasikan ke luar institusi, ada pula yang cukup hanya menjadi hasil kajian internal.

Hasil dari perumusan hukum yang dihasilkan oleh majelis fatwa dan kesimpulan dari bahtsul masa’il oleh institutsi Islam bukanlah fatwa secara mutlak. Sebab fatwa harus dikeluarkan oleh institusi yang resmi dan mengikat secara menyeluruh kepada umat Islam. Oleh karena itu, apapun yang dihasilkan, baik oleh mejelis fatwa dari satu ormas Islam maupun hasil kajian dari sebuah institusi keislaman seyogyanya dilimpahkan kepada Majelis Ulama Indonesia, sebagai institusi resmi di Indoensia. MUI inilah yang mempunyai kapasitas mengeluarkan fatwa.

Facebook dan Etika Islam

Facebook merupakan sebuah fitur yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan banyak orang secara sangat mudah. Facebook menjadikan pertemanan semakin mudah dan dekat. Seseorang di Jakarta dapat memperoleh teman atau kenalan di New York dan berkomunikasi dengannya hampir di setiap saat dengan biaya sangat murah. Facebook juga memungkinkan mereka saling bertukar foto dan profil masing-masing sehingga lebih saling mengenal jauh lebih baik dari sekedar berkomunikasi lewat telpon.

Bagaimana dengan etika dalam komunikasi facebook? Sama halnya dengan komunikasi via telepon yang sudah lebih dulu digunakan, komunikasi via facebook juga menuntut etika tertentu. Meski secara teknis tidak ada pembatasan dalam hal berucap atau penayangan profil –bisa saja seseorang berkata-kata tidak senonoh atau menampilkan profil yang kurang bersusila- akan tetapi sanksi moral yang diperoleh justru lebih berat dan lebih cepat. Sebab dalam facebook, profil seseorang yang sudah menjadi “teman” dapat dilihat dan diakses oleh temannya yang lain. Karena itu, seseorang akan berpikir seribu kali jika dia ingin menampilkan sesuatu yang “jorok”. Itu sama saja dengan bertelanjang di muka umum.

Dalam etika Islam, sangat tidak disukai (baca: dilarang) seorang pria dan wanita yang bukan muhrim berdua-duaan. Rasulullah saw. Bersabda: “Janganlah sekali-kali seseorang di antara kalian bersunyi-sunyi dengan seorang perempuan lain kecuali disertai muhrimnya”. HR Bukhari dan Muslim.

Hadis di atas mengisyaratkan suatu prinsip dasar etika pergaulan dalam Islam berkaitan dengan hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Prinsip tersebut adalah larangan pria dan wanita yang bukan muhrim untuk berduaan di tempat yang sunyi. Kalau kasusnya ditarik kepada kasus facebook, maka pertanyaannya adalah apakah berkomunikasi dalam facebook itu sama dengan atau sama bahayanya dengan berduaan di tempat sunyi. Jika sama, tentu hukumnya akan sama pula. Jika tidak, maka hukumnya tidak bisa dipersamakan. Dalam metodologi hukum Islam, metode ini disebut analogi atau qiyas.

Prinsip etika Islam lainnya dalam bergaul adalah larangan bergunjing, menhasut, berkata porno, serta perintah untuk mengucapkan sapaan yang baik, menjawab salam dan seterusnya. Prinsip-prinsip ini jika dapat diterapkan dalam pergaulan dan komunikasi facebook tentu menjadi pergaulan yang baik.

Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat difahami bahwa facebook sebagai alat dan media komunikasi menempati posisi bebas nilai. Seperti halnya telepon, surat menyurat, dan sebagainya, facebook tidak menempati posisi halal atau haram. Tatacara berkomunikasi, isi komunikasi, serta profil yang ditampilkan, itulah yang bisa dinilai. Apakah sesuai dengan norma dan etika Islam atau tidak. Seorang muslim selayaknya memperhatikan nilai-nilai akhlak Islam dalam setiap aktivitasnya, termasuk dalam menggunakan facebook.[]

bulan sabit: apakah itu simbol islam?

Bulan sabit dan bintang diakui secara internasional sebagai simbol Islam. Simbol itu terlihat pada bendera beberapa negara-negara Muslim, dan bahkan bulan sabit dan bintang adalah bagian dari lambang resmi untuk Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Orang-orang Kristen mempunyai salib, Yahudi mempunyai bintang Daud, dan umat Islam memiliki bulan sabit, kan?

Sejarah apa yang ada di balik simbol bulan sabit? Itu melambangkan apa dan artinya apa? Bagaimana dan kapan itu menjadi terkait dengan Islam? Apa simbol yang valid untuk Islam?

i89.photobucket.com

Bendera-bendera negara Islam yang berbulan dan berbintang (i89.photobucket.com)
Sebenarnya bulan sabit dan bintang adalah simbol pra-Islam yaitu beberapa ribu tahun sebelum Islam. Sulit untuk memastikan informasi tentang asal-usul simbol ini, tetapi kebanyakan sumber sepakat bahwa dulu simbol kuno ini digunakan oleh bangsa-bangsa Asia Tengah dan Siberia dalam ibadah mereka kepada matahari, bulan, dan dewa-dewa langit. Ada juga laporan bahwa bulan sabit dan bintang digunakan untuk merepresentasikan dewi orang Kartago, Tanit atau dewi Yunani, Diana.

Kota Byzantium (kemudian dikenal sebagai Konstantinopel dan Istanbul) mengadopsi bulan sabit sebagai simbolnya. Menurut beberapa laporan, mereka memilih simbol itu untuk menghormati Dewi Diana. Laporan lain menunjukkan bahwa simbol itu tanda adalah masa-masa kembali ke pertempuran di mana orang-orang Romawi mengalahkan orang-oarng Goth pada hari pertama bulan lunar. Dalam banyak peristiwa, bulan sabit adalah fitur pada bendera kota yang telah dipakai bahkan sebelum kelahiran Kristus.

Komunitas Muslim awal tidak benar-benar memiliki sebuah simbol. Selama masa Nabi Muhammad Saw., pasukan Islam dan kafilah dagang mengibarkan bendera sederhana berwarna solid (umumnya hitam, hijau, atau putih) sekadar untuk tujuan penandaan. Pada generasi kemudian, para pemimpin Muslim terus menggunakan warna sederhana hitam, putih, atau bendera hijau tanpa tanda, tulisan, atau semacam simbol di atasnya.

Tidak sampai Kekaisaran Utsmani bulan sabit dan bintang telah berafiliasi dengan dunia Muslim. Ketika bangsa Turki menaklukkan Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 1453, mereka mengadopsi bendera dan simbol kota yang telah dimiliki kota tersebut sebelumnya. Legenda menyatakan bahwa pendiri Kekaisaran Utsmani, Utsman, bermimpi di mana bulan sabit membentang dari satu ujung bumi ke ujung lainnya. Menganggap ini sebagai pertanda baik, dia memelihara tanda sabit ini dan menjadikannya sebagai simbol dinastinya. Ada spekulasi bahwa lima sinar pada bintang itu mewakili lima rukun Islam, tapi ini murni dugaan. Kelima sinar pada bintang itu bukan standard bendera Utsmani, dan hingga kini masih bukan standard pada bendera-bendera yang digunakan di dunia Islam saat ini.

Selama ratusan tahun, Kekaisaran Utsmani menguasai dunia Muslim. Setelah berabad-abad mengalami pertempuran dengan Kristen Eropa, dapat dipahami mengapa simbol-simbol kerajaan ini mempunyai hubungan dengan alam pikiran orang dengan iman Islam secara keseluruhan.

Berdasarkan sejarah ini, banyak umat Islam menolak menggunakan bulan sabit sebagai simbol Islam. Islam secara historis tidak memiliki simbol, dan banyak yang menolak untuk menerima apa yang pada dasarnya merupakan ikon pagan kuno. Yang pasti simbol ini bukan kesepakatan umum umat Islam.

Hal ini menimbulkan pertanyaan alternatif. Apa “simbol” lain yang mewakili Islam? Apakah perlu memiliki sebuah simbol? Jawabannya ada pada kita semua.[]

By Huda, About.com Guide
Sumber: http://islam.about.com/od/history/a/crescent_moon.htm?nl=1, diakses pada 11 Maret 2010

hakikat manusia dalam al-qur'an

Jika Anda sedang kebelet, Anda bisa mencari masjid atau mushalla atau surau atau langgar. Di sana pasti (biasanya) Anda temukan tempat yang dibutuhkan. Karena itu, jika ada seseorang yang bertanya mana masjid atau mushalla atau surau atau langgar, maka belum tentu dia sedang akan mendirikan shalat. Mungkin dia sedang kebelet. Ini kasus di tempat saya, entah kasus di tempat lain.

eagleandthebear.files.wordpress.com

eagleandthebear.files.wordpress.com
Tempat ibadah umat Islam ini memang sungguh luar biasa. Bisa menjadi tempat pencucian jasmani dan bisa pula sebagai tempat penyucian ruhani. Salah satu penyebabnya adalah bahwa pencucian jasmani seperti mandi dan berwudhu adalah bagian tak terpisahkan dari penyucian ruhani seperti shalat.

Seorang filsuf dan sejarahwan Lewis Mumfrod pernah berkata: “Saat ini, degradasi kehidupan batin dilambangkan oleh fakta bahwa satu-satunya tempat suci dari interupsi adalah WC pribadi.” Apakah masjid tidak sepi dari interupsi?

Di kampung saya, pada salah satu Pilkada, acara Maulid Nabi diisi penuh dengan kampanye calon bupati incumbent, sejak laporan ketua panitia hingga pembacaan doa. Sebuah bentuk interupsi besar-besaran terhadap masjid dan kehidupan batin. Di beberapa masjid di Jakarta juga saya melihat (dulu) ada foto-foto calon gubernur dengan berbagai fose bersama pengurus masjid. Memang tidak tampak ada bentuk kampanye yang mencolok mata di situ, tapi itu lebih mirip kampanye terselubung.

Ada-ada saja kreativitas para tim sukses demi berjayanya jagoan mereka. Tidak peduli dan tidak mau tahu itu adalah tempat ibadah milik segala lapisan umat, gambar jagoan mereka sampai bisa terpampang di dinding depan masjid, bersebelahan dengan tempat berdirinya imam dan hanya berjarak dua meter dari mimbar khutbah.

Namun kreativitas mereka akan berhenti di hadapan toilet, sebuah ruang yang luasnya tidak lebih dari 2x2 persegi. Gambar jagoan tidak akan terpampang ramai di sana, kecuali benar-benar kehabisan tempat. Padahal seseorang bisa menatap betah gambar itu paling tidak 15 menit jika para tim sukses berani memasang gambar jagoannya tepat di depan tempat dudukan toilet.

Ya, toilet ternyata relatif lebih bersih dari interupsi (termasuk interupsi politik) dibanding masjid. Dalam hal ini, “kesucian” toilet lebih terjaga daripada masjid.

By: Abdul Muid Nawawi

Bahan Bacaan:
http://www.brainyquote.com/quotes/keywords/toilet_2.html, diakses pada 1 April 2010.

masjid vs toilet

Jika Anda sedang kebelet, Anda bisa mencari masjid atau mushalla atau surau atau langgar. Di sana pasti (biasanya) Anda temukan tempat yang dibutuhkan. Karena itu, jika ada seseorang yang bertanya mana masjid atau mushalla atau surau atau langgar, maka belum tentu dia sedang akan mendirikan shalat. Mungkin dia sedang kebelet. Ini kasus di tempat saya, entah kasus di tempat lain.

eagleandthebear.files.wordpress.com

eagleandthebear.files.wordpress.com
Tempat ibadah umat Islam ini memang sungguh luar biasa. Bisa menjadi tempat pencucian jasmani dan bisa pula sebagai tempat penyucian ruhani. Salah satu penyebabnya adalah bahwa pencucian jasmani seperti mandi dan berwudhu adalah bagian tak terpisahkan dari penyucian ruhani seperti shalat.

Seorang filsuf dan sejarahwan Lewis Mumfrod pernah berkata: “Saat ini, degradasi kehidupan batin dilambangkan oleh fakta bahwa satu-satunya tempat suci dari interupsi adalah WC pribadi.” Apakah masjid tidak sepi dari interupsi?

Di kampung saya, pada salah satu Pilkada, acara Maulid Nabi diisi penuh dengan kampanye calon bupati incumbent, sejak laporan ketua panitia hingga pembacaan doa. Sebuah bentuk interupsi besar-besaran terhadap masjid dan kehidupan batin. Di beberapa masjid di Jakarta juga saya melihat (dulu) ada foto-foto calon gubernur dengan berbagai fose bersama pengurus masjid. Memang tidak tampak ada bentuk kampanye yang mencolok mata di situ, tapi itu lebih mirip kampanye terselubung.

Ada-ada saja kreativitas para tim sukses demi berjayanya jagoan mereka. Tidak peduli dan tidak mau tahu itu adalah tempat ibadah milik segala lapisan umat, gambar jagoan mereka sampai bisa terpampang di dinding depan masjid, bersebelahan dengan tempat berdirinya imam dan hanya berjarak dua meter dari mimbar khutbah.

Namun kreativitas mereka akan berhenti di hadapan toilet, sebuah ruang yang luasnya tidak lebih dari 2x2 persegi. Gambar jagoan tidak akan terpampang ramai di sana, kecuali benar-benar kehabisan tempat. Padahal seseorang bisa menatap betah gambar itu paling tidak 15 menit jika para tim sukses berani memasang gambar jagoannya tepat di depan tempat dudukan toilet.

Ya, toilet ternyata relatif lebih bersih dari interupsi (termasuk interupsi politik) dibanding masjid. Dalam hal ini, “kesucian” toilet lebih terjaga daripada masjid.

By: Abdul Muid Nawawi

Bahan Bacaan:
http://www.brainyquote.com/quotes/keywords/toilet_2.html, diakses pada 1 April 2010.

power of pray / kekuatan do'a

Ketika kita duduk bersimpuh mengajukan sebuah permohonan kepada Allah, terutama ketika kita sedang terjepit masalah dan terpuruk, pada saat itu sangat mungkin kita mengaduh, merintih, bahkan sampai meneteskan air mata mengharap sebuah solusi atas problem keduniawian dalam keseharian hidup. Pada waktu yang bersamaan secara tidak langsung kita sedang merenungi hidup kita sendiri. Dan secara tidak sadar kita sedang melakukan terapi internal. Yakni sebuah metode penyembuhan jiwa yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang masih percaya atas kekuatan besar yang menguasai alam raya ini. Pada saat itu pula ia sedang membangun kesadaran atas diri yang lemah dan tak berdaya tanpa kekuatan dan kuasa-Nya.



Dari kesadaran akan kelemahan dan keyakinan atas kekuasaan Tuhan itulah kita bisa merasakan ada sebuah energi spiritual yang menghangatkan ruh kita dan bisa memotivasi hidup untuk senantiasa optimis. Doa sebagai saripatinya ibadah juga bisa menjadi terapi yang tepat untuk mengatasi segala macam permasalahan hidup yang kita hadapi.

Ketika hidup kita diselubungi oleh banyak masalah, biasanya hati kita tidak tenang, pusing tujuh keliling, dan tidak tahu langkah apa yang harus kita ambil. Pada saat seperti itu, sangat riskan sekali kalau kita gegabah dalam menentukan langkah dan mengambil keputusan. Nah, dalam kondisi seperti itu kita perlu ketenangan, dengan siraman air wudhu sebagai langkah awal untuk menyegarkan penat di kepala. Sesudah itu kita beribadah (shalat) memohon petunjukNya, apalagi dilakukan di saat orang lain sedang tertidur lelap. Berdoa pada saat itu, mencurahkan semua kegelisahan kita dengan keyakinan bahwa Dia maha mendengar dan maha mengetahui. Dengan segala kerendahan hati dan keteguhan jiwa kita memohon petunjuk-NYa. Semua itu akan membuat hati dan pikiran kita jauh lebih tenang. Sejatinya dengan segenap kesadaran akan kelemahan jiwa dan keyakinan bahwa Dia maha segalanya.

Di sinilah urgensi doa menemukan bentuknya. Karena dengan ketenangan ia bisa berpikir jernih sehingga tidak salah mengambil sikap dan keputusan. Hal ini sangat penting terlebih dengan kondisi negeri kita yang gak karuan. Dimana kita sering mendengar dan melihat berita di televisi, banyak sekali tindakan kriminal. Pembunuhan, pemerkosaan, kecurangan penjual yang tidak bertangung jawab dan berbagai macam kejahatan lainnya sepertinya sudah tak asing lagi di telinga kita. Kejahatan tersebut biasanya disebabkan karena mereka tidak bisa mengambil keputusan yang tepat ketika menghadapi tantangan realitas hidup yang ia jalani.

Hidup ini hakikatnya adalah cobaan dan ujuan. Oleh karena itu, sudah dipastikan berbagai masalah akan menghampiri kita silih berganti. Kalau kita hanya mengikuti hawa nafsu dan mengikuti rayuan syetan yang selalu mengajarkan jalan pintas maka sudah bias dipastikan hidup kita tidak akan bernilai.

Berbeda halnya dengan orang yang mempunyai ketahanan jiwa dan menyadari hakikat hidup ini. Ketika datang musibah atau bencana ia sadar bahwa semuanya milik Allah. Keluarga, kedudukan dan harta benda adalah hiasan dunia yang dititipkan kepada manusia. Dengan bekal keimanan, dalam rintihan kepedihan ia akan berdoa meminta kekuatan kepada Yang Maha Kuat, yakni Allah swt sehingga ketika aksesoris dunia itu hilang, ia tidak akan stres.

Doa adalah kekuatan, sumber energi yang bisa memberikan ruh baru, semangat untuk berjuang dan menyambut segala tantangan. Sesudah itu bertawakallah karena walau bagaimanapun hasil akhir tetap ditentukan oleh Tuhan. Dengan doa, kita terapi hidup kita. Selanjutnya, kita berharap solusi akan datang. Kalaupun apa yang dimohonkan tidak segera tercapai, dengan doa tersebut seseorang telah hidup dalam optimisme, harapan, dan hal ini tidak syak lagi mempunyai dampak sangat baik dalam kehidupannya.

Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri cemas dan mengharap. Ia selalu membutuhkan sandaran, lebih-lebih pada situasi terjepit. Selama rasa cemas dan harap masih merupakan ciri kehidupan manusia, selama itu juga doa tidak dapat diabaikannya. Wallâhu A’lam.

wudu

Banyak ilmuwan menegaskan bahwa ketika cahaya mengenai percikan atau tetesan air akan menimbulkan gelombang elektromagnetik tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap organ tubuh manusia. Gelombang ini dapat membuat organ tubuh menjadi lebih rileks.
Hal ini akan berdampak pada hilangnya atau berkurangnya rasa sakit akibat adanya ketegangan pada organ tersebut. Disaat yang sama juga dapat memberikan rasa nyaman pada jiwa. Walhasil dapat menetralisir amarah yang memuncak dan mengurangi rasa sakit pada tubuh.

Ternyata kita mendapati hal ini pada sabda Rasulullah saw. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki menemui `Urwah bin Muhammad sejurus kemudian laki-laki itu mengkata-katai beliau dengan perkatanan yang membuatnya marah. Sejenak kemudian beliau pun bergegas pulang lalu berwudhu.

Maka ketika ditanya tentang hal tersebut, beliau berkata : Ayahandaku menyampaikan kepadaku satu hadits dari kakekku, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

” Sesungguhnya amarah itu dari syetan, dan syetan itu tercipta dari api, sedang api itu akan padam oleh air, maka jika seorang diantara kalian marah, hendaklah ia berwudhu”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Kalaulah wudhu adalah sesuatu yang mesti dilakukan sebelum shalat, maka orang yang memulai shalatnya dengan baik dan tentunya diawali dengan berwudhu secara benar, bersamaan dengan itu syaraf-syarafnya akan lebih tenang dan jiwanya lebih rileks.

Betapa indah ungkapan Rasulullah saw ketika pada satu kondisi beliau meminta Bilal bin Rabbah untuk mengumandangkan adzan Ashar dengan "Arihnaa bihaa Ya Bilaal..!" "Duhai Bilal.., Rehatkan kita semua dengannya - maksudnya adalah dengan menunaikan shalat.



Sumber : "Al-Ma`aarif ath-thibbiyyah fii dhau`il Qur'an"

putus cinta??????

Mungkin kita bisa dengan mudah meninggalkan masa lalu kita yang kelam, kebiasaan-kebiasaan kita yang jelek atau segala bentuk narkoba yang pernah diicip-icip, tapi tidak demikian halnya dengan melupakan bayang-bayang eks-kekasih (bagi yang pernah ngalamin pacaran nih)

Ya, wajarlah karena dulu ia adalah orang yang pernah dekat dengan kita, paling mengerti banget dengan kita, dan paling segalanya deh buat kita. Sayang seribu kali sayang ternyata dia tidak (belum) halal buat kita.

Bayang-bayang tidak akan kelihatan apabila gelap. Tapi nggak mungkin kan kita bergelap-gelap demi menghilangkan bayang-bayang wajah si mantan?

Gadis terkasih, ternyata putus dengan seseorang yang pernah sangat spesial buat kita sangat berat ya? Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah harus berlalu dari kehidupan kita dan selesai sampai disini. Ada aturan yang lebih indah yang harus kita taati dari kekasih sejati, Allah Rabbul Izzati.

Jangan bersedih neng, the live must go on! Bukankah itu keputusan terbaik yang pernah kalian putuskan bersama demi kebaikan? Lagian kalau jodoh juga nggak akan kemana, tidak akan lari gunung dikejar!

Berikut ini ada sedikit kiat-kiat untuk memudahkan menghapus sang bayang-bayang, biar kita nggak sempat berantakan.

berdoalah memohon kekuatan dari Allah, bukankah Dia yang memberikan kita karunia berupa cinta? So, pada-Nya lah kita serahkan kembali urusan cinta kita. Dialah sang pemilik segala cinta, muara dari cinta san pecinta.
jangan biarkan bernostalgia dengan barang-barang peninggalan si doi. Mulailah benahi kamarmu, simpan baik-baik semua barang pemberiannya. Nggak usah dibuang lo, karena waktu memberikannya dulu dia (kelihatannya) ikhlas padamu. Kenapa harus dimusiumkan? Karena bisa jadi itu menyakitkanmu. Pas melihat, teringat dia dan sekian kenangan bersamanya. Apalagi doi sekarang jadi orang terkenal yang… ehm! Bisa-bisa ntar kita tambah ingat masa lalu. Simpen aja ya barang-barang itu, sapa tau kelak bisa bernilai jual tinggi karena udah jadi barang langka yang diburu para kolektor, hehehe …
hindari sepanjang jalan kenangan. Katanya mau mencoba melupakan dia, tapi kalau kamu masih suka menyusuri jalan-jalan yang pernah kamu lalui bersama doi, ya… sama aja tuh! Gimana kamu lupa kalau kamu sering napak tilas ke bioskop, kafe maupun warteg tempat dulu kamu sering mangkal bersama. Bukannya nggak boleh datang kesana atau lewat jalan itu, tapi saat lewat di sana jangan teringat dengan kenangan-kenangan yang tercipta bersamanya. Ntar tiba-tiba kamu mewek tanpa sebab
cari kesibukan yang bermanfaat, ikutilah kegiatan ekskul yang baik, atau ikatan remaja masjid. Trus kalau ngikut kegiatan yang begitu, jangan sambil ngeceng donk, nggak berkah lo!
tingkatkan ibadah kita kepada Allah, bukankah mengingat Allah hati menjadi tenang
belajar lebih giat biar cepat lulus. Kalau kamu sudah siap nikah dan ternyata si doi memang jodoh kita kenapa nggak? Mendingan kita melakukan pernikahan dini dalam keadaan suci daripada orang yang pacaran trus hamil akhirnya melakukan pernikahan dini juga. Ya nggak?
sekali lagi berdoa dan terus berdoa semoga Allah memberikan yang terbaik buat kita. Jika memang si doi bukan jodoh kita, insya Allah kita akan diberi gantinya yang lebih baik buat kita, yang lebih kece, lebih shalih dan lebih segalanya deh…! Amin.

Nuansa Islami

Tiada yang terindah didunia
Selain kebahagiaan insani
Menuai hasil senyum bersama
Tercipta nuansa islami

Wahai kalian semua
Adakah kamu merasa
Dihartamu ada hak mereka
Yang kan jadi keadilan

Bilamana sesadar-sadarnya
Bahu membahu junjung bersama
Menapak dunia dengan persaudaraan
Indahnya…. Senangnya….xx

Bercita kami dalam suka dan duka
Laparku kann menjadi perih mereka
Tangisku kan menjadi air mata semua
Janjiku terikat sutera suci

Doaku membelah menyibak mega
Kekusyukan mengharap berkah yang Kuasa
Langitpun kucurkan air matanya
Sementara halilintar meneriakan kesaksianya


Eko Wardoyo
(Kumpulan Coretan Masa Lalu)

Rumah Ramah Lingkungan

Labels:
Rumah ramah lingkungan bukan hanya menjadi trend. Kini perilaku dan sikap ramah lingkugan telah menjadi gaya hidup. Banyak yang bisa diubah dari pola hidup Anda untuk bersikap ramah lingkungan, termasuk rumah Anda.

Lingkungan yang seimbang akan memberikan efek positif bagi lingkungan dan alam. Dengan membatasi penggunaan terlalu banyak elektronik akan mengurangi dampak global warming. Berikut beberapa tips untuk rumah ramah lingkungan:

1. Tambahkan jendela di rumah Anda. Banyak jendela berarti akan lebih banyak cahaya yang masuk dan udara juga akan terasa sampai ke dalam rumah. Sehingga tidak perlu banyak menyalakan lampu dan memakai Ac.

2. Pilihlah elektronik dengan energi yang rendah. Menurunkan konsumsi energi berdampak baik untuk lingkungan selain itu Anda dapat lebih irit dalam pembayaran listrik.

3. Ganti lampu rumah dengan bola lampu dengan watt lebih rendah. Lampu ini memang lebih mahal dari yang biasa, namun bola lampu ini bertahan lebih lama. Telah terbukti bahwa jenis bola lampu ini tidak hanya rendah energi,
pencahayaannya pun lebih terang.

4. Lebih memperhatikan konsumsi air. Jangan biarkan air terlalu lama mengalir. Misalnya saat mandi atau mencuci piring sebaikanya bila sedang sabunan air dimatikan kerannya. Hal ini membantu pengiritan air.

free software III

Labels:
538
(518)
Free Cddvd Burning Software -
Free Cddvd Burning Software - Free CD/DVD burning solution for home use. Advanced & easy to use software.
568
(681)
Moving Up
100% Software Online A-Z -
100% Software Online A-Z - ... Searchable A-Z Software Directory Listings ...
591
(548)
Free Mobile Stuff, Nokia Games, Sony Ericsson... -
Free Mobile Stuff,Nokia Games,Sony Ericsson Themes,Free Mobile Downloads,Nokia Themes, Free Mobile Stuff,Free Mobile Applications, Mobile Games, Mobile Themes, Wallpapers,Sony Ericsson Themes, E-Books ,Java Games,Softwares, Converter,PSP/PC Videos,An...
600
(607)
Moving Up
Free Firefox Download & Firefox Browser Revie... -
Free Firefox Download & Firefox Browser Review - Learn how to download & install free firefox. Download fire fox now & read browser reviews.
651
(598)
Xvid Codec Free Download Get Xvid -
Xvid Codec Free Download Get Xvid - The new XviD codec is freeware - XviD plays all bittorrent movies - get the free download.
668
(617)
Free Audio Converter Software -
Free Audio Converter Software - Free audio converter solution for home use. Advanced & easy to use software.

free software II

Labels:
297
(212)
Always Collections -
Always Collections - Thousands of free desktop wallpaper, desktop themes, screensaver, messenger skin, icq skin, & other downloads.
341
(283)
Freeware, Free Popup Killer -                                          -
Link Directory (?): Freeware, Free Popup Killer - All kind of freeware & downloads, free spyware & adware cleaner, free popup killer or blocker. Best free games & download sites.
381
(337)
Best Freeware - Free Software Downloads -
Large free software archive.Tons of categories.Direct download link for every software.Some categories are:Free Antivirus & Security,Audio & Video Freeware,Free System Utilities & more...
398
(360)
Click-Now.Tk :: Only Free Downloads -                                          -
Download free software, ebooks, tutorials, videos, wallpapers, games, programs, drivers, patches... No popups, no forced voting, just pure & free downloads! Click here for full downloads archive!
418
(384)
Apniapps.Com - Free Mobile Applications, Soft... -
Apniapps.Com - Free Mobile Applications, Software, Pc Software, Technology Talk & Much More.. - ApniApps.com Free Mobile applications, software, pc software, technology talk & much more.. Dedicated section for iPhone & iPod touch.
451
(421)
Free Antivirus Licenses & Promotions -
Free Antivirus Licenses & Promotions - Freebie for your coumputers health.Antiviruse,antispyware,firewall promotions & legal keys for free.
460
(432)
Freeware & Shareware Software Free Downloads -
Freeware & Shareware Software Free Downloads - Vadino.com Free programs & applications for all platforms & operating systems. Daily updates. - email avon pdf document pim convert word doc

Blog Archive

map location

hit counter

free counters

so cute

Followers

Text Widget

time and day

About Me