twitter rss

need easy money?

need easy money?
need money? it's easy. just click the dollar

Orang Yang Paling Bersedih


Masuk ke taman orang yang mabuk keduniaan dan berjalan menyusuri jalan-jalan tersebut sangatlah mudah, tetapi keluar darinya sangat susah. Disisi lain, sakaratul-maut datang menyambut, membinasakan segala kesenangan di dunia dengan begitu cepatnya dan tiada disangka-sangka. Bila saja kita mengetahui dan meyakini apa yang terjadi setelah kematian niscaya tidak akan menganggap remeh arti kematian.
Al-Hasan rodhiyallohu anhu berkata, “Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan untuk taat dan Allah sendiri membantu kea rah itu. Allah juga melarang perbuatan maksiat dan membantu menumbuhkan perasaan enggan berbuat maksiat. Maka berbuatlah semampu antum untuk neraka, dan jangan jadikan itu sebagai alasan. (Az-Zahr Al-Faih)
Dua hal yang mampu memutuskan kelezatan dunia dari diri manusia adalah ingat kepada Allah Ta’ala dan ingat bagaimana kehidupan setelah kematian. Dan hamba Nya yang benar-benar meyakini kehidupan setelah kematian akan melakukan berbagai upaya yang disyariatkan Islam untuk memperoleh kelezatan yang hakiki di akhirat nanti.
Dan sangatlah merugi apabila kita termasuk dalam kategori yang pernah disampaikan oleh Sufyan Ats-Tsaury, “Orang yang paling menyesal di akhirat kelak ada tiga: Seseorang yang memiliki hamba yang kelak pada hari kiamat hamba tersebut membawa amal lebih baik darinya. Seseorang yang mempunyai harta, tidak menyedekahkannya lalu mati, kemudian orang lain yang mewarisinya dan bersedekah dengannya. Dan, seseorang yang berilmu tapi tidak bermanfaat, mengetahui orang lain yang sama-sama berilmu tapi bermanfaat.”
Dunia ini melepaskan anak panahnya kepada kita saat kondisi kita lemah dan serba terbatas. Kita menikmati kesenangan dengan rahmat yang Maha Menyayangi, Robb yang Maha Menyayangi dan Maha Pengampun Lagi Maha Mulia.
Yahya bin Mu’adz berkata,”Jika Allah mengampuniku maka Engkau adalah sebaik-baik penyayang namun jika Allah menimpakan siksa maka Engkau tidaklah Zalim” (Shifat Ash-Shafwah)
Semoga Allah Ta’ala menjadikan jalan kita di dunia ini berakhir pada surga And, dan semoga kita termasuk golongan orang yang mengumpulkan bekal di alam fana ini untuk alam yang penuh kenikmatan abadi dan perlindungan yang berkesinambungan.
Semoga Allah Ta’ala menyatukan kita semua pada lintasan rahmat-Nya dan semoga pula memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang tidak dirundung ketakutan dan kesedihan.
Disalin dari: Arsip Moslem Blogs dan sumber artikel dari Media Muslim Info

Orang yang takut (Khouf) kepada Alloh


Khouf adalah cambuk Alloh Subhanahu wa Ta’ala untuk menggiring hamba-hamba-Nya menuju ilmu dan amal agar mereka mendapatkan kedekatan dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Khouf inilah yang mencegah dan menjahui setiap diri dari perbuatan maksiat dan mengikatnya dengan bentuk-bentuk ketaatan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Ketika seorang hamba kekurangan khouf kepada Alloh, maka akan mengakibatkan ke-lupa-an dan keberanian untuk berbuat dosa. Dan Sebaliknya terlalu berlebihan dalam khouf akan menyebabkan putus asa-putus harapan.
Khouf kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala  bisa lahir dari ma’rifah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala  dan ma’rifah kepada sifat-sifatNya. Khouf bisa juga lahir dari perasan banyaknya dosa yang telah diperbuat oleh seorang hamba. Juga terkadang khouf lahir dari keduanya.
Sesungguhnya yang alim itu hanyalah yang takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: ”Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Fathir: 28)
Orang yang takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala bukanlah orang yang menangis dan bercucuran air matanya. Tetapi ia adalah orang yang meninggalkan perbuatan-perbuatan yang ia khawatirkan hukumannya.
Dzun Nun al-Mishriy pernah ditanya, “Kapankah seorang hamba itu takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala?” Ia menjawab, “Jika ia mendudukkan dirinya sebagai orang sakit yang menahan didi(dari berbagai hal) khawatir jika sakitnya berkepanjangan.”
Abul Qasim al-Hakim bertutur, “Siapa yang takut terhadap sesuatu ia akan lari darinya. Tetapi siapa yang takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala ia justru lari untuk mendekatinya.”
Fudlail bin ‘Iyadl berujar,”Jika kamu ditanya, ‘Apakah kamu takut kepada Alloh?’, maka diamlah, jangan menjawab! Sebab jika kamu jawab ‘ya’, kamu telah berdusta. Sedangkan jika kamu jawab ‘tidak’, maka kamu telah kafir!!!”
Khauf akan membakar syahwat yang diharankan, sehingga kemaksiatan yang dulu disukai menjadi di benci. Seperti madu, orang yang suka pun menjadi tidak suka jika tahu madu itu mengandung racun. Syahwat terbakar oleh khauf. Anggota badan pun jadi beradab. Dan hati pun diliputi rasa khusyu’ dan tenang, jauh dari kesombongan, iri, dan dengki. Bahkan ia mampunmenguasi segala kegundahan dan tahu bahayanya. Maka ia tidak pernah pindah kepada selainNya. Tiada lagi keibukannya selain usaha mendekatkan diri , muhasabah, mujahadah, dan memperhitungkan setiap desah nafas dan waktunya.
Ia selalu waspada terhadap segala pikiran, langkah, dan kalimat yang keluar dari dirinya. Keadaannya seperti dalam cengkeraman binatang buas. Ia tidak tahu apakah binatang itu lengah sehingga ia bisa melepaskan diri, atau sebaliknya ia justru menerkamnya maka hancurlah ia. Lahir dan batinnya disibukkan oleh sesuatu yang ia takutkan, tidak ada tempat bagi yang lain disana. Beginilah keadaan orang yang diliputi khauf
KEUTAMAAN KHAUF
Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyediakan petunjuk, rahmat, ilmu, dan keridhoan bagi hamba yang khauf kepadaNya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami” (QS. Al-A’raf: 156)
“….. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada RabbNya” (QS. Al-Bayyinah: 8)
Alloh Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan khauf, dan menjadikannya syarat iman. “……. Dan takutlah kalian kepadaKu, jika kalian benar-benar beriman.! (QS. Ali Imran: 175).
Yahya bin Mu’adz berkata, “Jika seorang mukmin melakukan suatu kemaksiatan, ia pasti menindaklanjutinya dengan salah satu dari dua hal yang akan menghantarkannya ke surga; takut akan siksa dan harapan akan ampunan.”
DALIL-DALIL TENTANG KHAUF

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut kepada Robb mereka. Dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Rabb mereka (sesuatu pun). Dan orang-orang yang telah memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,(karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itulah orang-orang yang bersegera untuk berbuat kebaikan, dan merekalah orang-orang yang pertama-tama memperolehnya.”
Imam Tirmidziy meriwayatkan, Aisyah berkata,” Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini, apakah yang dimaksud disini orang-orang yangmeminum arak, berzina dan mencuri?” Rasululloh saw menjawab, “Bukan begitu, wahai puti as-Shiddiq. Tetapi mereka orang-orang yang berpuasa, sholat, dan bersedekah. Mereka takut jika amalannya tidak diterima. Merekalah yang bersegera dalam kebaikan.” (Hadits shohih riwayat at-Tirmidiy Kitaabut-tafsir IX/19, al-Hakim at-Tafsir II/393 menyatakannya shohih dan disepakati oleh adz-Dzahabiy).
Abdullah bin as-Syikhiir meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika memulai sholat terdenagrlah dari dada beliau gemuruh seperti suara air yang mendidih dalam bejana.
Siapapun yang mencermati kehidupan para sahabat dan para salafus-sholih pasti akan mendapati betapa mereka berada di puncak khauf. Adapun kita, semuanya benar-benar lalai, alpa, dan merasa aman dari adzab.
Abu Bakr as-Shiddiq berkata, “Duhai, seandainya aku adalah sehelai rambut yang tumbuh di tubuh seorang mukmin.” Adalah beliau bila berdiri sholat, tak ubahnya seperti sebatang kayu (tidak bergerak) karena takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Umar bin Khatthab pernah membaca surat at-Thuur. Ketika sampai pada ayat yang artinya: “Sungguh, adzab Rabbmu pasti benar-benar terjadi” (QS. Ath-Thuur : 7)
Beliau menangis dan semakin menghebat tangis beliau sampai beliau sakit, dan orang-orang pun menjenguk beliau.
Adalah pada wajah beliau ada dua gais hitam lantaran banyak menangis. Kepadanya Abdullah bin ‘Abbas pernah berkata, “Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah meramaikan berbagai kota dan membukakan berbagai negri dengan tanganmu.” Mendengar itu Umar berkata, “Aku ingin kalau bisa meninggalkan dunia ini tanpa pahala dan tanpa dosa.”
Suatu pagi, seusai melaksanakan sholat shubuh, dengan bermuran durja dan membolak-balikkan telapak tangannya, ‘Ali bin Abu Thalib berkata, “Sungguh aku pernah melihat para sahabat Nabi. Pada hari ini aku tidak melihat sesuatu pun yang nenyerupai mereka. Di pagi hari mereka nampak kusut, pucat dan berdebu. Di antara dua mata mereka seperti ada lutut kambing. Mereka menghabiskan malam dengan bersujud dab berdiri membaca ayat-ayat Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Gerakan mereka hanyalah antara kening dan kaki. Bila pagi tiba mereka pun berdzikir kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, bergemuruh seperti pepohonan tertiup angin yang kencang. Mata mereka bercucuran air mata sampai-sampai pakaian mereka basah karenanya. Demi Alloh Subhanahu wa Ta’ala  hari-hari ini sepertinya aku menghabiskan malam bersama kaum ini dalam keadaanlalai.” Lantas beliau berdiri dan sejak itu beliau tidak pernah kelihata tertawa sampai dibunuh oleh Ibnu Muljam.
Musa bin Mas’ud berkisah, Kla kami bermajlis dengan Sufyan ats-Tsauriy, seakan-akan neraka ada di sekitar kami. Yang demikian itu karena kami melihat beapa takut dan khawatirnya ia.
Seseorang menggambarkan keadaan Hasan al-Bashriy, “jika ia datang, seakan-akan ia datang dari menguburkan teman karibnya. Jika ia duduk, seakan-akan ia adalah seorang tawanan yang akan dipenggal lehernya. Jika berbicara tentang neraka, seakan-akan neraka itu hanya diciptakan untuknya.
Zurarah bin Abu Aufa pernah mengimami orang-orang sholat shubuh. Beliau membaca surat al-Muddatstsir. Ketika sampai pada ayat, yang artinya: ”Apabila sangkakala telah ditiup. maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit” (QS. Al-Muddatstsir : 8-9)
Beliau terisak-isak dan lalu meninggal dunia. (lihat al-‘ibar,adz-Dzahabiy I/109).
Abdullah bin Amr bin ‘Ash bertutur, “Menangislah! Jika tidak bisa maka usahakan untuk menangis. Demi Alloh, jika salah seorang di antara kalian benar-benar mengerti, pastilah ia akan berteriak sekeras-kerasnya sampai hilang suaranya, dan akan sholat sampai patah tulang punggungnya.
(Dikutip dari: Tazkiyah an-Nafs, Oleh Al-Imam  Ibnu Qayyim al-Jauziyyah & Al-Imam Ibnu Rajab al-Hambali)
Disalin dari: Arsip Moslem Blogs dan sumber artikel dari Media Muslim Info

Tabahlah Menghadapi Musibah!


Alloh ‘Azza wa Jalla telah menetapkan takdir dan ajal seluruh makhluk-Nya, mengatur dan menentukan segala amal perbuatan serta tindak-tanduk mereka. Lalu Alloh ‘Azza wa Jalla membagi-bagikan rezeki dan harta duniawi kepada mereka. Alloh ‘Azza wa Jalla menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian, siapa di antara mereka yang terbaik amalannya. Alloh ‘Azza wa Jalla juga menjadikan iman terhadap qadha dan takdir-Nya sebagai salah satu rukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau berdiam di langit dan di bumi, pasti menuruti kehendak dan keinginan Alloh ‘Azza wa Jalla
Dunia ini sarat dengan kesulitan dan kesusahan, diciptakan secara fitrah untuk dipenuhi dengan beban dan ancaman, aral rintangan serta berbagai cobaan. Tak ubahnya dingin dan panas, yang memang harus dirasakan oleh para hamba-Nya. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Berbagai musibah itu adalah batu ujian, untuk menentukan siapa di antara hamba-Nya yang benar dan yang tidak benar. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut: 2)
Jiwa manusia itu hanya dapat menjadi suci, setelah ditempa. Ujian dan cobaan, akan memperlihatkan kesejatian seseorang. Ibnul Jauzi mengungkapkan: “Orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan abadi tanpa ujian dan cobaan, berarti ia belum mengenal ajaran Islam dan tidak mengenal arti pasrah diri kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.”
Setiap orang pasti akan merasakan susah, mukmin maupun kafir. Hidup ini memang dibangun di atas berbagai kesulitan dan marabahaya. Maka janganlah seseorang membayangkan bahwa dirinya akan terbebas dari kesusahan dan cobaan. Cobaan adalah lawan dari tujuan dan memang bertentangan dengan angan-angan dan kesenangan menikmati kelezatan hidup. Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit atau banyak. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan. Alloh berfirman yang artinya: “Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran…” (QS. Al-A’raaf: 168)
Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan, satu hal yang disukai kadang mendatangkan kesusahan. Janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena bisa saja ia menimbulkan kemudaratan. Janganlah merasa putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Segala cobaan itu ada batasnya di sisi Alloh. Jangan mengucapkan kata-kata makian, karena satu kata yang mengalir dari lidah, dapat membinasakan seseorang. Seorang mukmin yang kuat akan tegar menghadapi beban berat. Hatinya tidak akan berubah dan lisannya tidak akan mengutuk. Redamlah musibah itu dengan mengingat janji pahala dan kemudahan dari Alloh, sehingga cobaan itu berlalu tanpa kita mengutukinya. Orang-orang berakal selalu menunjukkan ketegaran dalam menghadapi musibah, agar mereka tidak mendapatkan ejekan musuh-musuh mereka. Karena bila mereka menampakkan musibah itu, para musuh mereka akan merasa senang dan gembira. Sebaliknya, menutup-nutupi musibah dan derita kelaparan adalah sifat orang-orang mulia. Ketabahan akan membendung bencana. Demikian cepatnya bencana itu berlalu, bila dihadapi dengan ketabahan. Paling kita hanya harus tabah menghadapi hari-hari yang pendek dalam hidup kita. Orang-orang yang binasa mengalami kebinasaan mereka hanya karena mereka tidak memiliki ketabahan. Orang-orang yang tabah, akan mendapatkan pahala terbaik. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96). Dan Firman Alloh ‘Azza wa Jalla yang artinya: “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kabaikan, dan sebagian dari apa yang kami rizkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.” (QS. Al-Qashash: 54)
Alloh ‘Azza wa Jalla tidak pernah menahan sesuatu untukmu, wahai orang yang tertimpa musibah, melainkan karena Alloh akan memberimu sesuatu yang lain. Alloh hanya mengujimu, untuk memberikan keselamatan kepadamu. Alloh hanya memberimu cobaan, untuk membersihkan dirimu. Selama masih ada umur, rezeki pasti akan datang Firman Alloh ‘Azza wa Jalla yang artinya: “Tidak ada yang melata di bumi ini melainkan rezekinya ada di sisi Alloh.” (QS. Huud: 6)
Bila dengan kebijaksanaan-Nya, Alloh ‘Azza wa Jalla menutup sebagian rezeki, pasti Alloh akan membukakan pintu rezeki yang lain yang lebih bermanfaat. Cobaan, justeru akan mengangkat derajat orang-orang shalih dan meningkatkan pahala mereka.
Saad bin Abi Waqqash mengungkapkan: “Aku pernah bertanya, “Wahai Rasululloh! Siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab: “Para nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang sesudah mereka secara berurut menurut tingkat keshalihannya. Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringkankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikitpun.” (HR. Al-Bukhari)
Seorang ulama mengungkapkan: “Orang yang diciptakan untuk masuk Surga, pasti akan merasakan banyak kesulitan. Musibah yang sesungguhnya adalah yang menimpa agama seseorang. Sementara musibah-musibah selain itu merupakan jalan keselamatan baginya. Ada yang berfungsi meningkatkan pahala, ada yang menjadi pengampun dosa. Orang yang benar-benar tertimpa merana adalah mereka yang terhalang dari mendapatkan pahala.
Tidak usah risau dengan hilangnya sebagian dunia. Karena keberadaannya hanyalah satu kejadian, membicarakan dunia justeru menimbulkan kesedihan, jalan-jalan untuk mendapatkannya sarat dengan duka. Dalam mencari dunia, manusia akan tersiksa sebatas rasa dukanya. Orang yang senang mendapatkan dunia pada hakikatnya adalah orang yang sedih. Berbagai kepedihan bermunculan dari kenikmatan dunia. Berbagai kesedihan justeru lahir dari kesenangan dunia.
Abu Darda menyatakan: “Di antara bentuk kehinaan dunia di hadapan Alloh adalah bahwa manusia berbuat maksiat selama ia di dunia, dan ia hanya bisa menggapai apa yang ada di sisi Alloh dengan meninggalkan dunia. Maka hendaknya engkau menyibukkan diri dengan hal yang lebih berguna bagimu untuk mengambil kembali yang mungkin hilang darimu, yakni dengan cara memperbaiki kekeliruan, memaafkan kesalahan orang, dan mendekati pintu Ar-Rabb. Dengan itu, engkau akan melihat betapa cepatnya musibah yang menimpamu itu menghilang. Kalau bukan karena kesusahan, engkau tidak bisa mengharapkan saat-saat senang. Hilangkan hasrat terhadap yang menjadi milik orang, niscaya engkau akan menjadi yang terkaya. Jangan berputus asa, karena itu membawa kehinaan. Ingatlah nikmat Alloh yang banyak kepadamu. Tepislah segala kesedihan dengan ridha terhadap takdir dan dengan shalat di malam yang panjang. Bila sudah habis malam, masih ada subuh yang datang menjelang. Akhir kesedihan adalah awal kebahagiaan. Masa tidak akan berdiam dalam satu kondisi, namun terus berganti. Segala kesulitan, pasti akan berangsur hilang. Jangan putus asa hanya karena musibah yang datang bertubi-tubi. Satu kesulitan, akan dikalahkan oleh dua kemudahan. Merunduklah kepada Alloh, pasti kesulitanmu akan sirna selekasnya. Setiap orang yang penuh dengan ketabahan, pasti akan mendapatkan jalan keluar. ” wallohu a’lam.
(Sumber dari: buletin Darul Qasim, Riyadh, “ila ahlil masa’ib wal ahzan”, petikan khutbah Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Al-Qasim -imam dan khatib di Masjid Nabawi-)

Teman Sejati bukan Diukur Materi


Makkah mulanya adalah kota kecil yang sejak dulu dikenal sebagai kota transit perdagangan. Penduduknya dikenal sangat piawai berbisnis. Dari sini lahir beberapa konglomerat multinasional pada zamannya. Berkaitan dengan sukses usaha mereka, Alloh Azza wa Jalla telah mencatatnya dalam al-Qur’an, “Karena kebiasaan orang-orang Qurasy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.” (QS. Al-Quraisy: 1-2)
Ada beberapa konglomerat yang sangat dikenal pada saat itu. Satu di antaranya adalah Khadijah, istri Rasululloh shallallahu alaihi wasalam sendiri. Modal Khadijah membengkak berlipat-ganda setelah perusahaannya dimanajeri oleh Pemuda Muhammad. Akhirnya kedua insan itu menikah. Lalu jadilah suami-istri ini dikenal luas sebagai pedagang yang sukses.
Selain Khadijah, ada lagi konglomerat sukses bernama Uqbah bin Abi Mu’ith. Ia dikenal sebagai pengusaha multinasional. Pada musim panas, ia berdagang ke negara-negara di sebelah utara (Syam). Sedangkan pada musim dingin, ia berdagang di negara-negara selatan (Yaman).
Sebagai bisnisman, Uqbah menjalin hubungan yang akrab dengan semua kolega dan relasinya. Untuk itu ia tak segan-segan untuk mengeluarkan biaya dari sakunya sendiri. Kadang mentraktir makan teman bisnisnya, tak jarang mengundang makan-makan dalam acara tasyakuran. Dalam acara ini biasanya ia mengundang para tokoh masyarakat, baik dari kalangan pengusaha maupun tokoh berpengaruh lainnya.
Dalam suatu perjamuan makan, Uqbah mengundang Rasululloh shallAllohu alaihi wasalam sendiri dalam kapasitasnya sebagai tokoh masyarakat yang berpengaruh. Kesempatan ini dimanfaatkan Rasululloh shallAllohu alaihi wasalam sendiri  untuk berdakwah. Ketika hidangan sudah tersedia, Rasululloh shallAllohu alaihi wasalam sendiri  berkata, “Wahai Uqbah, saya tidak akan makan hidangan anda sampai anda bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh, dan saya adalah Rasul-Nya.” Secara spontan Uqbah menyanggupinya, dan tak lama kemudian ia mengucapkan dua kalimah syahadah di hadapan orang banyak. Uqbah telah masuk Islam.
Mengetahui keislaman Uqbah ini, teman-teman bisnisnya banyak yang terkejut. Salah satu di antaranya adalah Ubay bin Khalaf. Ia menanyakan kebenaran berita itu. Ia berkata, “Kamu sudah rusak, hai Uqbah.”
Apa jawab Uqbah? “Demi Alloh, aku tidak rusak. Aku lakukan hal itu karena pada perjamuan makan itu ada seorang tamu. Ia tidak mau menyentuh makananku sebelum aku bersaksi di hadapannya. Aku malu jika ada tamu yang keluar dari rumahku sementara ia belum memakan hidanganku.”
Memahami sikap koleganya seperti ini, Ubay malah memanfaatkan situasi. Ia katakan kepada Uqbah, “Aku tidak rela. Aku tidak ingin melanjutkan hubungan perdagangan ini denganmu sampai kamu menyatakan keluar dari agama Muhammad. Nyatakan hal itu di hadapannya. Caci maki dia di hadapan orang banyak. Satu lagi, ludahi wajahnya.”
Uqbah terkejut. Ia tidak menyangka jika kesaksiannya di hadapan Muhammad akan berakibat fatal seperti ini. Sebagai pebisnis tulen, ia hanya mau tahu keuntungan. Dalam kepalanya, semua kegiatannya dihitung berdasarkan untung rugi. Ia rela mengeluarkan biaya besar dalam acara tersebut tak lain bertujuan untuk menjalin relasi bisnis, yang ujung-ujungnya adalah laba bisnis. Rumus bisnis telah tertanam di kepalanya, yaitu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Orang semacam Uqbah ini pada dasarnya tidak mempunyai agama dan ideologi. Keuntungan itulah ideologinya. Ia tak pernah peduli apa agama yang dipeluk seseorang. Yang penting baginya adalah bisnisnya aman. Siapa saja yang bisa diajak bisnis dan menguntungkan, diajaknya berteman. Saudara dekatnya sendiri jika tidak bisa diajak bisnis tak akan diajak berteman. Dalam menjalin relasi ia tak peduli apakah seorang Nasrani, Yahudi, Majusi, atau Islam.
Setelah menghitung untung-ruginya secara matang, atas desakan Ubay, akhirnya ia menemui Rasululloh shallallahu alaihi wasalam. Di hadapan Rasululloh shallallahu alaihi wasalam sendiri ia menyatakan keluar dari Islam. Iapun mencaci-maki dan tak lupa meludahi wajah beliau yang suci. Atas perlakuan ini Rasululloh shallallahu alaihi wasalam bersabda, yang artinya: “Kelak engkau akan keluar dari Makkah dari bukit sebelah itu, dan aku akan menyambutmu dari bukit sebelah itu. Pada saat itu engkau menyesali perbuatanmu.” Dalam riwayat yang lain, ludahnya kembali ke wajahnya dan membakar pipinya. Luka bakar pipinya itu tak pernah sembuh sampai dibawa ke liang kuburnya.
Apa yang dikatakan Rasulullohshallallahu alaihi wasalam sendiri semuanya benar. Uqbah keluar dari Makkah, ikut perang Uhud. Dalam peperangan itu ia tertawan. Tangannya terbelenggu dan lehernya dipancung. Ia menyesal atas perlakuannya yang lebih memilih kawan bisnis daripada kawan yang sebenarnya. Agar peristiwa ini dijadikan ibrah dan pelajaran yang berharga bagi kaum muslimin, maka Alloh Azza wa Jalla mengabadikannya dalam sebuah firman-Nya, yang artinya: “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur’an setelah al-Qur’an itu telah datang kepadaku.’ Dan adalah syetan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqaan: 27-28)
Sejarah memang terus berulang. Apa yang terjadi saat ini sesungguhnya merupakan pengulangan sejarah masa lalu. Isi dunia dari dulu hinga sekarang tetap, tak mengalami perubahan. Yang pasti di dunia ini selalu ada dua hal yang berpasangan. Ada baik, ada buruk. Ada orang yang berwatak dan berakhlaq mulia, dan ada pula yang berwatak jahat. Itulah isi dunia.
Empat belas abad yang lampau sudah ada orang yang bernama Uqbah, yang ideologinya uang. Pada masa kini, prinsip Uqbah sudah beranak bercucu. Jumlahnya meningkat karena mengalami proses perkembangbiakan yang luar biasa.
Di saat materi menjadi isme, ajaran, dogma, dan nilai yang dijadikan sebagai alat ukur dan barometer keberhasilan seseorang, maka meteri menjadi sentral kehidupan. Secara berkelakar pernah seorang pakar dalam sebuah diskusi yang diliput 4 televisi swasta mengatakan, “Untuk sukses saat ini diperlukan 4 hal, yaitu: Satu, duit. Dua, uang. Tiga, fulus. Empat, money.”
Orang tidak lagi mengenal tetangga rumahnya, sebab persahabatan di dunia sekarang, utamanya di kota-kota besar hanya didasarkan pada uang. Teman, kenalan, sahabat bukan di rumah, tapi di kantor, di pasar, di gedung-gedung bertingkat.
Suatu ketika ada seorang meninggal dunia. Para tetangganya tidak tahu. Meskipun yang ikut merawat dan memakamkannya banyak, tapi semuanya adalah kolega kerjanya. Begitulah gambaran pergaulan manusia sekarang. Bila ada yang sakit, yang datang menjenguk bukan tetangga dekatnya, bukan pula saudaranya yang karena sibuk mencari uang mereka terpencar entah di mana. Yang datang menjenguk lagi-lagi adalah teman sekantor, teman sekerja, kolega usaha, paling jauh anggota jama’ahnya, itupun kalau ada.
Pertemanan yang didasarkan atas kepentingan ekonomi sebenarnya boleh-boleh saja. Rasululloh shallallahu alaihi wasalam tidak melarangnya. Akan tetapi jika pertemanan ini harus mengorbankan aqidah, syari’ah dan akhlaq, maka sebaiknya dihindari saja. Pertemanan semacam ini hanya membawa manusia kepada kebinasaan, kehancuran, dan kehinaan di sisi Alloh Azza wa Jalla. Tentang masalah pertemanan ini Alloh Azza wa Jalla telah memberikan bimbingan kepada kita melalui firman-Nya, yang artinya: “Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Kita dibebaskan untuk memilih teman, koneksi, kolega, baik secara pribadi-pribadi maupun secara institusi. Tapi satu hal yang pasti, hendaknya kita lebih memilih teman dan sahabat yang sejati, yang selalu mengajak kita menghadapkan wajah dan pikiran kepada Alloh Azza wa Jalla.
Boleh jadi berteman dengan mereka tidak mendatangkan keuntungan materi yang bisa dinikmati dalam jangka pendek, tapi bersama mereka kita akan meraih keuntungan besar dalam jangka panjang. Wallahu A’lam
ID PENULIS: Muslim Pejuang (Telah diedit seperlunya oleh Kontributor)
Disalin dari: Arsip Moslem Blogs dan sumber artikel dari Media Muslim Info

Pelajaran dan Faedah Kisah Ashabul Ukhdud


Dari kisah Ashabul Ukhdud yang telah terlebih dahulu dikontribusikan, terdapat berbagai pelajaran dan faedah yang dapat kita petik kemudian dipahami, dipelajari dan diamalkan. Sehingga kisah ini bukan hanya menjadi pengantar tidur ataupun pengetahuan belaka namun memberikan manfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat. Amiin
Di antara rentang waktu tertentu Alloh menyiapkan orang-orang yang menegakkan menara agamanya dan menyebarkannya di muka bumi. Sebagaimana Dia menyiapkan pemuda ini untuk menjadi sebab berimannya kaumnya. Hal seperti ini terjadi pula pada umat ini dalam bentuk yang lebih agung dan lebih besar. Alloh telah menyiapkan orang-orang yang menyebarkan, menjaga, dan membela agamanya.
Raja memilih pemuda ini untuk dididik menjadi penyihir  yang dapat menopang kekuasaannya, akan tetapi Alloh menghendakinya menjadi seorang dai shalih yang menghancurkan kerajaannya dan memberi petunjuk manusia kepada agama yang benar. Dan hal ini mengandung pelajaran bagi orang-orang yang mengambil pelajaran. Alloh menyiapkan untuk agama-Nya orang-orang yang tumbuh di rumah para thaghut agar mereka menjadi dai-dai pemberi petunjuk.
Iman tidak memerlukan waktu yang lama untuk bersemayam di dalam jiwa dan hidup di dalam hati. Kaum pemuda itu yang rela dengan siksa Neraka dunia, maka iman mereka hanya berlangsung beberapa saat saja. Sama dengan mereka adalah para tukang sihir Fir’aun. Ancaman siksa Fir’aun tidak menyurutkan mereka dari iman.
Kadangkala Alloh menampakkan karomah melalui sebagian wali-Nya untuk mendukungnya dengannya dan meneguhkan iman dan keyakinannya. Pemuda ini bukanlah sembarang pemuda. Alloh telah menjawab doanya sehingga binatang itu mati karenanya. Alloh menyembuhkan orang buta dan berpenyakit sopak melalui tangan sang pemuda, juga mengobati orang-orang sakit. Alloh menjawab doanya sehingga dia terbebas dari usaha pembunuhan dan justru bala tentara raja yang diperintahkan untuk membunuhnya, merekalah yang mati.
Mengorbankan jiwa fi sabilillah bukan sedikit pun termasuk bunuh diri. Pemuda ini membeberkan cara yang dengannya raja bisa membunuhnya. Sebagian dari orang-orang mukmin ada yang dilempar ke dalam api, ada pula yang terjun sendiri. Tujuan mereka bukanlah bunuh diri, akan tetapi hal itu mengandung penghinaan kepada para thaghut dan keridhaan dari Rabbul alamin.
Kuatnya permusuhan orang-orang kafir terhadap orang-orang mukmin. Raja dan bala tentaranya telah menggergaji penasihatnya dan pendeta, lalu mereka membakar manusia dengan api.
Penjagaan Alloh terhadap para wali-Nya dan penghinaan-Nya terhadap musuh-musuh-Nya. Alloh telah menjaga pemuda ini dari usaha pembunuhan, menjawab doanya, dan membinasakan orang-orang yang hendak mencelakainya.
Kewajiban sabar atas cobaan yang menimpa pada jalan Alloh sebagaimana sikap pendeta, penasihat raja, dan pemuda ini yang bersabar sebagaimana orang-orang mukmin dibakar api dengan kesabaran.
Dibolehkan berdusta dalam perang dan yang sejenisnya. Pendeta ini menunjukkan kepada pemuda itu cara menjawab penyihir jika dia menanyakan keterlambatannya dan cara menjawab keluarganya jika dia menanyakan keterlambatannya.
Alloh menampakkan kepada orang-orang zhalim akan kelemahan dan ketidakmampuan mereka. Pemuda ini telah membuat raja pengklaim ketuhanan ini benar-benar mati kutu. Dia tidak mampu membunuhnya, walaupun dia sangat lalim dan bengis. Kelemahananya semakin kentara manakala dia menuruti petunjuk pemuda itu agar bisa membunuhnya.
Penegak akidah terkadang melemah dalam memikul siksaan. Karena kerasnya penyiksaan, dia mungkin membocorkan rahasia yang semestinya tidak boleh dibocorkannya. Di bawah kerasnya siksaan, penasihat raja yang sembuh dari kebutaan itu menunjuk nama si pemuda. Begitu pula si pemuda, dia menyebut nama pendeta ketika berada di bawah kerasnya siksaan. Walaupun demikian, pengakuan ini tidak menurunkan kedudukan keduanya. Keduanya memikul siksaan yang menjadi sebab kematian mereka manakala keduanya diminta untuk mundur dari akidah dan kafir kepada Alloh.
Murid bisa saja afdhal dari gurunya. Pemuda ini mewujudkan apa yang tidak diwujudkan oleh pendeta, namun pemuda itu menjadi seperti itu karena petunjuk pendeta.
Hadis ini membantah orang-orang yang mengklaim bahwa berbuat baik tidak akan bermanfaat dalam dakwah kepada Alloh dan bahwa kewajiban kaum muslimin adalah menegakkan hukum Islam. Adapun menyibukkan diri dengan memberi makan orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, membangun masjid-masjid dan rumah-rumah sakit, maka semua itu sia-sia belaka. Hadis ini membantah mereka. Alloh telah membuat pemuda ini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti kebutaan dan penyakit sopak. Hal itu menjadikan orang-orang berkait dengannya dan menerima dakwahnya.
Di muka bumi terdapat para raja lalim yang mengklaim diri sebagai tuhan. Mereka mengiklankan diri mereka sebagai tuhan lain selain Alloh, seperti Fir’aun, Namrud, dan raja bengis yang membakar orang-orang mukmin.
Para penyokong kejahatan selalu berusaha agar kejahatan mereka berlangsung terus sesudah mereka, seperti penyihir ini yang berusaha mewariskan ilmunya yang rusak agar tetap hidup dan menyesatkan manusia.
(Sumber Rujukan: Shahih al-Qashash, DR. Umar Sulaiman Al-Asyqar.)
Disalin dari: Arsip Moslem Blogs dan sumber artikel dari Media Muslim Info

Baik dan Buruk dan Alasan Kewajiban


Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala telah memberikan fitrah kepada manusia untuk melihat kebaikan dalam berbagai benda dan perbuatan. Kejujuran dan keadilan, kelembutan dan kebaikan, keramahan dan keindahan, semua itu dipandang baik oleh manusia berdasarkan fitrahnya yang telah dianugerahkan Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala kepada kita, hamba Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala.
Demikian pula dengan perkara-perkara buruk yang berkaitan dengan perbuatan dan benda-benda dipandang buruk oleh manusia. Hal ini juga diketahui oleh manusia berdasarkan fitrah yang suci dan murni. Oleh karena itu, kezaliman, kedustaan, dan kejahatan merupakan perkara-perkara yang tercela.
Ketika syariat Ilahi dikebumikan sesuai dengan apa yang terpusat pada fitrah manusia, maka ia turun untuk menetapkan apa-apa yang telah wujud dalam fitrah tersebut. Syariat menguatkan keburukan sesuatu yang asalnya buruk, sebagaimana ia menegaskan kebaikan sesuatu yang baik bahkan memerintahkan kebaikan dan melarang keburukan.
Namun demikian, meskipun persoalan ini muncul hanya dihadapkan pada orang-orang yang berakal, ia menjadi salah satu titik perbedaan yang besar di kalangan beberapa golongan, terutama golongan Mu’tazilah dan Asy’ariyah…. Persoalan ini dikenal dengan istilah “masalah baik dan buruk, apakah keduanya ditentukan berdasarkan akal atau syariat (wahyu)?”
Sebelum turunnya perintah dan larangan tidak ada keburukan yang akan dikenakan sangsi (balasan) karena keburukan yng ada pada dirinya, dan Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala tidak akan memeberi balasan kecuali setelah mengutus rasul-rasu-Nya. Sebagaimana firman Alloh, yang artinya: “Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al-Isra: 15).
Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Alloh menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Alloh melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90).
Qatadah mengatakan, “Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah bukanlah suatu kebaikan hingga Alloh memerintah mereka melakukannya melalui ayat ini, dan bukan pula suatu keburukan apa-apa yang dianggap tercela di kalangan mereka hingga Alloh melarang mereka dan menyebutnya buruk, dan Dia hanya melarang perbuatan-perbuatan yang kotor dan tercela. (Tafsir ath-Thabari, juz 8, h. 163).
Imam Ali berkata, “Ketika Alloh memerintahkan kepada nabinya untuk menghadapi kabilah-kabilah Arab, beliau keluar dan menemui mereka pada suatu majelis dari kaum Syaiban bin Tsa’labah. Beliau mengajak mereka masuk Islam dan menolongnya. Salah seorang di antara mereka, Mafruq bin ‘Amr bertanya, ‘Wahai Saudara Quraisya, ke mana engkau mengajak kami?’ Maka Rasulullah saw membacakan ayat yang artinya, “Sesungguhnya Alloh menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat.” Ia berkata, “Demi Alloh, engkau telah mengajak kami pada akhlak yang mulia. (Dala’il an-Nubuwwah, al-Baihaqi, juz 2, h. 422/425; Dala’il an-Nubuwwah, Abu Nu’aim, juz 1, h. 203 — 207).
Landasan Penentuan Perintah dan Pahala
Perbuatan baik dan buruk dapat saja ditetapkan berdasarkan pertimbangan akal, tetapi pahala dan siksa tidak dapat ditentukan kecuali dengan adanya syariat. Maka, hal yang sebaliknya dari problematika akal adalah bahwa ia tidak berhak menetapkan siksa kecuali dengan diutusnya rasul sebagaimana telah ditunjukkan oleh Alquran dan Sunnah. Jika hal ini telah ditetapkan demikian, maka ditetapkan pula bahwa perintah (kewajiban) tidak ditentukan kecuali dengan syariat. Oleh karena itu, wajibnya erintah dan haramnya larangan tidak ditentukan kecuali dengan syariat, dan sama sekali tidak ada intervensi akan di dalamnya. Hal itu terjadi karena pahala dan siksa masing-masing tergantung pada ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi larangan atau sebaliknya, yakni melanggar perintah dan melakukan larangan, dan ini hanya terjadi berdasarkan tuntunan syariat, bukan yang lain. Dengan demikian, fitrah akal dan ra’yu (pendapat) tidak dapat menjadi landasan bagi penentuan perintah yang dapat ditegakkan di atasnya hujjah bagi makhluk, kecuali wahyu dan diutusnya seorang rasul.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan, “Makhluk tidak mengetahui apa yang dicintai dan diridhai oleh Alloh, perintah-Nya dan larangan-Nya, karamah-Nya yang dijanjikan kepada wali-wali (penolong-penolong) -Nya dan siksa-Nya yang dijanjikan untuk musuh-musuh-Nya. Mereka juga tidak mengetahui hak Alloh dari nama-nama yang baik (asma al-husna) dan sifat-sifat-Nya yang agung yang akal tidak mampu mengetahuinya dan hal-hal yang serupa dengan itu, kecuali melalui rasul-rasul-Nya yang telah diutus Alloh kepada hamba-hamba-Nya.” (Ibnu Taimiyah, Majmu’ul-Fatawa, juz 1, h. 121).
Di antara ayat-ayat Alquran yang menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Alloh dan sifat-sifat-Nya diperoleh melalui pendengaran (as-sama’u) dan bukan melalui akal adalah:
Firman Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala, yang artinya: “Maka ketahuilah bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Alloh mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.” (QS. Muhammad: 19).
“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Rabbmu; tidak ada Ilah selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-An’am:106).
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasannya tidak ada Ilah melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’.” (QS. Al-Anbiya: 25).
Menurut Imam al-Lalaka’i Rahimahullah bahwa ayat yang terakhir mengandung pengertian bahwa Alloh telah memberitahukan kepada nabi-Nya (Muhammad) bahwa nabi-nabi Alloh terdahulu tidak mengetahui tauhid kecuali melalui pendengaran dan wahyu. (Syarh I’tiqad Ahlu Sunnah, juz 1, h. 195).
Imam al-Lalaka’i Rahimahullah juga mengatakan, Demikian pula halnya dengan kewajiban mengetahui rasul, hal ini ditentukan berdasarkan pendengaran. Alloh Ta’ala berfirman, yang artinya: “Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang brhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 158),
firman-Nya, yang artinya: “Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al-Isra: 15), firman-Nya, yang artinya: “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Alloh sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa: 165), juga firman-Nya, yang artinya: “Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tidak pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan. Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul. Dan tiadalah kamu berada di dekat Gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Rabbmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Qurasy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat. Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan: ‘Ya Rabb kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin,” (QS. Al-Qashash: 44 — 47), dan firman-Nya, yang artinya: “Dan mereka berkata, ‘mengapa ia tidak membawa bukti kepada Kami dari Rabbnya? Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu? Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Alquran itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: ‘Ya Rabb kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?” (QS. Thaha: 133-134).
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Alloh dan rasul-Nya diperoleh melalui pendengaran, sebagaimana diberitahukan oleh Alloh Azza wa jalla, dan ini adalah pandangan Ahlu Sunnah wal Jamaah. (Syarh I’tiqad Ahlu Sunnah, juz 1, h. 196).
Syaikh Shalih bin Hamid mengatakan, “Di antara beberapa persoalan yang telah ditetapkan di dalam syariah adalah syarat menentukan suatu kewajiban (taklif) melalui suatu perintah di antara perintah-perintah yang datang dari Alloh (syari’) adalah pengetahuan mukallaf tentang tuntutan syari’ (pembuat syariat/Alloh) kepadanya untuk melaksanakan perintah-Nya.” (Raf’u al-Haraj fi asy-Syariah al-Islamiyah, 229; lihat pula Mizan al-Ushul fi Nataij al-’Uqul, juz 1/h. 285).
Dengan demikian, wayhu Alloh  Subhanallohu Wa Ta’ala dan syariatnya merupakan hujjah bagi makhluk-Nya. Alloh  Subhanallohu Wa Ta’ala memiliki hikmah yang sempurna dalam menciptakan makhluk-Nya, seraya berfirman, yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Kemudian Alloh  Subhanallohu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa Dia menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya dan Dia tidak membiarkan mereka sia-sia, sebagaimana firmanNya, yang artinya: “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban).” (QS. Al-Qiyamah: 36).
Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala Maha Adil di antara yang paling adil. Dia tidak mengazab hamba-hamba-Nya kecuali setelah Dia memberikan peringatan kepada mereka dengan mengutus rasul-rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya, sehingga Dia tidak akan menghukum mereka sebelum Dia menegakkan hujjah-Nya di hadapan mereka. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, juz 3, h. 28 dan lihat pula Fathul Qadir, juz 3, h. 214).
(Sumber Rujukan: Al-Jahl bi Masail al-I’tiqad wa Hukmuhu, Abdurrzzaq bin Thahir bn Ahmad Ma’asy)

Inability to Achieve Orgasm


Ed Note: This is a condition most often associated with women.
Why do some women have difficulty in achieving orgasm?
There are a number of reasons why a woman may not be able to achieve orgasm, some physical others psychological.
Possible physical issues:

  • inadequate stimulation
  • medication treating another illness
  • injury or accident which affects genital receptiveness
  • conditions which interrupt nerve supply to the genitals
Possible psychological issues:

  • stress or anxiety
  • relationship problems
  • depression
  • cultural or religious guilt associated with sex

This provides you with overview of some of the issues surrounding orgasmic difficulty. If you're interested in a more detailed discussion we suggest Becoming Orgasmic. Successful for 95% of women in clinical trials, this video will provide many of the answers you're looking for.
What can I do to better my chances?
Know yourself
Being comfortable with your body is the first step to becoming orgasmic. Explore your beautiful body by yourself and be secure in all your minor flaws. We all have them, why should you be any different?
A wonderful first step is to take an evening to yourself and explore your body. Draw yourself a nice warm bath and then let any tension fade away. Next head into your bedroom and lock the door. Take a personal mirror and explore your genitals. Unlike men, women's genitals are hidden from their eyes. So take a moment to see what your partner sees. Explore your beauty. Once you're more comfortable an orgasm will be much easier to achieve.
If you've never masturbated before, then this is a good time to start. Allow yourself to totally relax and get wrapped up in the moment. Concentrate on the sensations that feel extremely pleasurable. Remember the techniques you used and teach them to your partner.
If you want to explore a greater variety of sensations that can help you achieve orgasm, you can try a toy such as the Rabbit Pearl. The Rabbit Pearl is a multi-faceted sex toy that offers a wide range of sensations. It has a high quality dildo that you can use to find which angle and type of thrusting your prefer as well as two types of vibrations (one clitoral and one internal) for you to explore.
You can also sample products such as I.D. Pleasure, which is a high-market lubricant containing L-Arginine. L-Arginine is a non-essential amino acid which, through clinical testing, has been shown to enhance sexual arousal in both men and women. When ID Pleasure is applied to the clitoris, vaginal walls or penis for lubrication the L-Arginine will increase the blood flow to the region, heightening sensitivity. Heightened sensitivity, in turn, naturally results in a greater responsiveness to sexual stimulation.
Make sure that you are in the mood
You should feel relaxed and comfortable so that you can fully appreciate sexual intimacy with yourself or your partner. In ideal circumstances you should be relaxed and stress free. For many women, the late evening is the worst time to engage in sexual activity. If you're tired and wound up from a hectic day, wait for a relaxed Sunday afternoon when the kids are out of the house.
Additionally, if you're angry at your partner, it may not be the best time to engage in sexual intimacy.
Communicate with your partner
Tell him/her what you find sexually stimulating. Many women can not achieve orgasm from intercourse. This is not a sexual dysfunction, it just means that your partner has to explore what you find most pleasurable. If you're not sure, then you should do some exploring together. Make sure you give feedback and don't be afraid to something "isn't that great.". If the stimulation provided by your partner isn't strong enough, you may want to explore the use of a vibrator. Honest communication will help you achieve orgasm and make your partner a better lover.
Be adventurous
Oral sex or manual stimulation of the clitoris may be too infrequent for some women to achieve orgasm so an alternative method of stimulation is advised. Vibrators provide the intense stimulation most women need to achieve orgasm. If you've never tried a vibrator before, then why not now? Using a vibrator is a wonderful experience; one you should try.  Those who want to try a vibrator for the first time should try the Waterproof Delight. Explore the entire genital region and find your most erogenous areas. Concentrate on what turns you on the most.
If you are frustrated and really want the best device for stimulation of the female genitals then purchase the Eroscillator II Top Deluxe. This device offers women exciting, immensely satisfying orgasms with little or no effort.  In fact, this is the only device endorsed by Dr. Ruth.  Although it's a little pricey - this is the best device for women who need more intense stimulation.
Be positive
Some women go through a stage of arousal where they are not becoming further excited. Many feel that this is where their arousal will end and that they will not be able to achieve an orgasm. Once a woman believes that she is not going to be able to have an orgasm, that is often exactly what happens.
Touch yourself
It is okay for you to touch yourself during sexual intimacy with a partner. Self stimulation is encouraged, and often accentuates the feeling of intercourse.
 

Hormonal Birth Control


What is hormonal birth control?
Birth control can also be accomplished by releasing small amounts of the hormone progesterone into the bloodstream. This has the effect of changing the mucous of the cervix and the lining of the uterus which makes pregnancy unlikely. This section describes the effects of the two most popular hormonal birth controls; Depo Provera and Norplant.
How effective are these hormonal birth control methods?
Depo Provera and Norplant are both over 99% effective. The manufacturers claim that hormonal birth control does not cause infertility when usage is stopped and that over 90% of past users will be able to conceive a child within 2 years.
How are the hormonal treatments administered?
Depo Provera is given by injection; while Norplant comes in the form of small rods which are placed underneath the skin around the elbow.
What are some of the concerns with Depo Provera and Norplant?
Depo Provera was approved for use in the United States in 1992 and there continues to be a controversy over its perceived side effects. Thoroughly research Depo Provera and its side effects before considering using the drug. If your physician or health care professional is unfamiliar with Depo Provera, visit a health care professional who is.
A few of the possible side effects of Depo Provera are:
  • potential fertility problems
  • irregular menstrual cycle or no period at all
  • moodiness and depression
  • weight gain
  • hair loss
  • loss of sexual desire
  • cramps, migranes
  • vaginal dryness
More on Depo Provera
Norplant are small rods filled with hormones placed under the skin. These rods release hormones for 5 years. Women using it have about half the hormone level in the blood as those using the pill. Norplant is also a very controversial form of birth control with many women complaining of significant side effects.
A few of the possible side effects of Norplant are:
  • prolonged periods
  • irregular bleeding
  • moodiness and depression
  • weight change
  • hair loss
  • loss of sexual desire
  • cramps, migranes
  • acne
More on Norplant
Consult with an experienced health care professional before choosing either of these methods.
 

Anal Sex


Before we embark on the journey to pleasurable anal sex techniques, let's for a moment focus on a few things that should be addressed first. While many of us find condoms to be a nuisance, health care professionals highly recommend for a variety of health reasons, that you always use condoms during anal sex. For those of us that hate condoms because of a reduced sensitivity during intercourse, there are several brands that offer thinner condoms to increase sensitivity. We recommend Four Seasons Nude Condoms.   It is also recommended  that a lubricant be used when practicing anal sex.  We generally recommend Astroglide, as its versatile and very reliable. The third item that you might want to have on hand before taking the leap into the pleasures of anal sex is something small to insert, such as a Small Butt Plug, to exercise the muscle and get comfortable with the concept before moving on to the real thing (we'll discuss this technique further as we get into the details below).

Anal sex is not experienced exclusively by gay men; it is a facet of our collective sexual identity which has been explored by previous cultures and continues to be explored today. Men and women of all walks of life enjoy anal sex as an alternative to everyday lovemaking. Its not for everyone, but anal sex may be what you're looking for if you want to try something completely different.
Why do people enjoy anal sex?
Anal sex is enjoyable because of the rich body of nerve endings in the anus. While people often experience pain when first attempting anal sex, as a person learns to relax, the pain often subsides into pleasure. For men, anal sex also offers stimulation to the prostate, an organ that provides the rush of pleasure during orgasm. Anal sex for many seems like a taboo activity, and much of society still shuns it. But statistics show that roughly 35% of heterosexuals and 50% of the gay community practice anal sex at least occasionally.
How can I enjoy anal sex?
Tips for beginners
To prepare yourself for anal sex, the first thing to do is learn to relax. This may include a hot bath beforehand, an erotic massage or even just a good workout. Remember that the sphincter muscles around the anus will not allow things to pass through easily unless you relax and take it slow. Do not start with something the size of a dildo or penis. Start with either: a) your partner's finger or b) Small Butt Plug. The plug provides a unique sensation and many couples consider it an exciting addition to the bedroom. If you're more comfortable with a partner's finger then start with that. The basic principle is to start small and work your way up.
One partner should lubricate or place a lubricated condom over his or her finger. Take the finger and arouse the surface of the anus, perhaps making small circular motions as you go. Always pay attention to your partner to indicate whether or not he or she feels comfortable. Slowly attempt to push your finger (or plug) slightly inside the anus. Do not use force - stop immediately if your partner complains of discomfort. If it is difficult to enter the anus, you probably need more lubrication. The first time you try this, the receiver may feel a bit of pain. Anal sex is not for everyone, and if you feel uncomfortable stop and perhaps try again later. Think of this process as training for later anal encounters. Even a finger can provide intense stimulation when it is inserted in the anus.
Once you have tried penetration with a finger a number of times then you can move towards something that is a bit larger. First you have to decide on what type of anal stimulation that you enjoy. Do you enjoy the movement of a finger, the fullness of a plug, or the feeling of entry and withdrawal? You may wish to proceed by being penetrated with your partner's penis or by using an anal toy. For those who enjoy the feeling of penetration more than motion or vibration, try butt plugs which are designed specifically for this purpose. A butt plug sits inside the anus, and is not generally used for thrusting back and forth. If a plug interests you, we suggest the Big Flirt. This beautiful toy is made of pure silicone and features a graduated design.  The texture is unrivalled.  It's soft but resilient and retains body heat.  You won't find a better plug. We're confident you'll love the feel of this toy.

How can I make anal sex safer?
Anal sex can be a perfectly safe activity as long as you take the necessary precautions. You should remember that your anus and rectum do not have their own natural lubrication nor the kind of elasticity the mouth and vagina enjoy. That is why anal sex must be practiced with care. There are three things that should always be used whenever anal penetration is taking place; lubrication, condoms and common sense. Liberal amounts of lubrication are necessary because the rectal wall can be quite sticky and is subject to tearing and lesions if not kept lubricated. (Our favorite is Astroglide) In addition, the anus and rectum are narrow, so lubrication is needed to press inside smoothly. Condoms are another necessity. Enemas, douches and other cleaners will not be able to get all the germs and bacteria out of the rectum. Not only is anal sex facilitate the transmission of STDs better than any other form of sex, it can also cause urinary tract infections and other bacterial diseases. Latex protection is essential, and can offer additional slickness. Finally, use your common sense. The rectal wall curves and is thin so long, hard objects can tear your insides. Don't wear any jewellery on your hands, and cut your fingernails if you are going to put your finger in someone's anus. Most importantly, respect your body. Don't push the limits and go only as far as you feel comfortable.
Positions to try
The best positions for anal sex depend largely on what stage you and your partner are at in your experiences. Rear entry or the "doggie style" position is the one position most people associate with anal sex. However, rear entry allows a penis or anal toy to penetrate most deeply, and may not be the best choice for the beginner. A good starting position is the "spoons" position, with each partner laying on his or her side, one behind the other. This prevents the penetrating partner from going too fast, and allows complete control over penetration. It also brings you closer to your partner, making it easier to judge his or her reactions to what you're doing.
Another position for anal sex is a variation of the missionary position. The receiving partner lays on his or her back while the penetrating partner approaches from on top. The penetrating partner lifts up the calves or shins of the receiver, exposing the anus. This can be an especially intimate position, with both partners facing each other. The ‘top’ partner can masturbate the other and is open to massage and cuddling as well.
Finally, rear entry offers another possibility for anal penetration. This position allows the penetration to be the deepest, and permits the receiver to better open the anus for entry. Rear entry doesn't offer the kind of intimacy or ease of communication that the other positions do, but for more advanced lovers, can offer the greatest amount of thrusting and penetration.
There are many more positions and techniques to try. Many people discover new and exciting positions through experimentation, and most people find the one that best suits them. Good communication is the key to such discovery, and a manual or video can help as well.
Want More Info?
Books and videos discussing back-door lovin' are now widely available. None are better than the Ultimate Guide To Anal Sex For Women. We're warning you, this video is little raunchy at times, but it is one of few videos on the market that tackles the subject with warmth and honesty. Adult stars are lead through this topic by sex educator Tristan Taormino who eventually joins in the action. Lighthearted and educational, this video really delivers.

Female Masturbation


Historically, the stigma surrounding masturbation has been skewed against women. The Kinsey Report of 1948 – the first thorough study of human sexual habits found that 92% of males reported having masturbated, as opposed to 62% of females. Perhaps the classic Victorian view of the pure and proper lady laid the foundation for the shame and silence that is more associated with female than with male masturbation.
Females tend to start masturbating later in life than men. This might partly be due to the stigma but it may also be due to the fact that the penis is simply more accessible than female genitalia, and males begin handling their genitals as early as toilet training. As females move from a subordinate role in society towards one of equality, they have become more empowered sexually. As early as the late 1900s, feminists began to speak about their sexuality and encouraged women to find out exactly what they like.
The Kinsey Report challenged many other myths surrounding masturbation, finding that "Masturbation was the most important sexual outlet for single females and the second most important sexual outlet or married females, providing 7-10% of orgasms for those 16-40 years." These findings are significant because they tell us that marital status has very little to do with a woman's masturbatory habits.
Other myths include that which compels many women to hide their masturbation from their partners. Masturbation is a supplement to intercourse, not necessarily a replacement, in many healthy sexual relationships. Reassuring your partner of this can prevent possible feelings of rejection and inadequacy. It might be intimidating at first, but allowing your partner to watch you masturbate can be a very powerful and empowering step. Showing them or being able to tell them what you like will help both of you get the most out of your sex life.

Techniques
The external female genitals are called the vulva. Pubic hair grows on the labia majora or outer vaginal lips; inside are the labia minora, which are pinker and moister. If your own genitals are not familiar to you, you might examine them in a hand mirror while bathing or showering. The clitoris is found where the labia minora join at the top. This highly sensitive pink knob is about the size of a pea and is protected by a hood, which retracts during sexual arousal. Below the clitoris is the tiny opening of the urethra, through which urine passes, and below that is the opening to the vagina.

Masturbation is best when you have plenty of time and when you won't be interrupted. Go somewhere private, quiet and warm. Beyond that, it's completely up to you: some women like to lie on their back, some on their front; some like their legs pressed tightly together, while others like them spread wide apart or propped above the body. Using a lubricant can help while you explore with your fingers or an object such as a vibrator. Experimentation is the key.

Women who need prolonged clitoral stimulation are encouraged to experiment with a vibrator. For some, a vibrator is the only way to reach climax. Women looking for a simple, inexpensive vibrator will want to try the Waterproof Delight. As the name suggests, this vibrator is completely waterproof, allowing you to bring it in the shower or bathtub. Explore your erogenous zones and discover what truly pleases you.
The most common method is to caress and massage the clitoris to orgasm; the clitoris may be covered by skin or partially exposed, so take some time to explore this area carefully. How much and what kind of stimulation works best varies widely from woman to woman, but beginners are encouraged to explore and lightly touch the genital area for pleasure spots, and to stroke and caress these spots as they find them.

Experiment with pressure and speed: many women find the clitoris too sensitive for direct stimulation at first, so you might begin by rubbing the whole vulva before gradually moving to the clitoris with delicate fingers. Combine this stimulation with caressing, massaging and touching of other erogenous areas for maximum pleasure: the breasts, thighs, vaginal lips and vagina itself can all add to the experience.

Some women are able to masturbate by repeatedly squeezing their thighs together and releasing, often with their legs crossed at the knees. The advantages of this are obvious: it can be done discreetly, and it frees up the hands for other things. Contracting the thighs and vaginal muscles often makes clitoral stimulation more intense and pleasurable.
Another popular technique is the "waterfall." Many women enjoy this stream-of-water technique, which is most commonly done in a bathtub with the faucet running, or in the shower with a removable head. Set the water to a comfortable temperature (usually warm) and level of force, and have the water flow directly over the clitoris. This should provide enough pressure to stimulate the clitoris and other erogenous areas to orgasm.

One important note. While vibrators and other stimulators are an excellent way to masturbate, it is never advisable to use household objects. Not only is this unsafe and unhygienic, but a trip to the hospital for removal could be very embarrassing! Vibrators and dildos are safer, more reliable, and almost guarantee orgasm.  Vibrators and dildos are also advised for those women who desire intense, continuous stimulation.  The Eroscillator II Top Deluxe is a top-of-the-line vibrator endorsed by Dr. Ruth.  Any woman experiencing orgasmic difficulty will greatly benefit from this wonderful device. 
When you feel a gathering tension in the vaginal area and a build-up of warmth, orgasm is on the way. Don't let up, as if you stop these sensations will fade and it might be difficult to get them back again. The clitoris will become increasingly sensitive whether you are stimulating it directly or not, and then orgasm will break out with waves of vaginal contractions. Most women like some form of genital contact during orgasm: either continued stimulation by inserting a finger or simply by pressing or holding the vaginal area.

Learning to masturbate is in many ways taking control of your sexuality. It is the best way to learn how to orgasm, and knowing your own anatomy and sexual responses is key to enjoying great sex with a partner. Self-love is safe, natural and healthy, and will keep you in touch with your sexual challenges, needs and desires.

A Brief History of Masturbation


Masturbation has been frowned upon throughout history and in nearly ever culture. In ancient times of high infant mortality and low life expectancy, stigmas about self-love were rooted in the belief that it endangered the survival of the species. Men were also believed to have a finite amount of sperm, and thus masturbation was thought of as wasteful. Of course, the 50,000 sperm men produce per minute are more than enough to go around!
Masturbation was also associated with many physical symptoms; psychiatrist Benjamin Rush called it "self-pollution," claiming that it caused headaches, epilepsy, nosebleeds, memory loss, heart murmurs, blindness, and even psychosis. In the 1800s, Sylvester Graham led a health food crusade based on the idea that sexual excess including masturbation, erotic dreams and intercourse more than once a month was caused by rich and spicy foods. He prescribed a bland and boring diet; the Graham cracker, in fact, is a sweetened version of his invention. Corn Flakes were originally designed by John Harvey Kellogg to promote health and decrease sex drive!
In the Victorian Era it was commonly held that, unlike any decent woman, men had an excess of sexual desire and lust. Extramarital sex, homosexuality, oral sex and masturbation were gravely taboo. This is not to say that this side of human sexuality disappeared, of course; it was simply denied, discouraged and condemned. Masturbation is still forbidden today in certain religions and cultures, and even punished or prevented through castration and female circumcision in some areas of the world. As late as 1940, a pediatric text in the US proclaimed masturbation and any other non-reproductive erotic outlet as harmful to the growth of society.
Today we live in a time of overpopulation, when sexuality is no longer tied exclusively to reproduction. We now know that masturbation does not cause disease; in fact, it is widely believed to promote health and well-being. Most problems associated with self-love today are psychological; many people still suffer needlessly from guilt, shame and feelings of isolation.
The 1948 Kinsey Report showed that intercourse, let alone masturbation, was an activity as much to do with pleasure as it was to do with procreation. It turned many ideologies on their ears and raised a great deal of controversy. If the vast majority of the population had masturbated, then why should anyone be ashamed of it? Though not completely "out of the closet" or accepted across cultural barriers, it is increasingly accepted as a natural, healthy, and fundamental part of human development and sexuality.

Wild foods and herbal medicine tour in Ecuador now available this April

(NaturalNews) The "Amazon Wild Foods and Medicinal Plants Adventure" that I first wrote about in December has opened up a new schedule in April! You can join the adventure in Ecuador (in Zamora, Vilcabamba and other surrounding towns) from April 8th through the 13th. Only a few spaces are available because many people had already pre-registered from the original announcement. A new U.S. phone number has been posted by the company organizing this tour, so call them for more information, to make a reservation or to ask questions: 1-646-755-9848. The web page for the tour schedule and additional contact details is: http://vilcarealestate.com.ec/index...

Below you'll find the full description of the tour. As you read it, also keep in mind that many of the pictures I've published on my photos page (http://www.naturalnews.com/Photos.html) were taken in the very areas you'll be visiting on this tour!

Here's the tour information:

The Amazon Wild Foods and Medicinal Plants Adventure

Imagine walking through the rainforests of Ecuador, surrounded by medicinal plants and wild foods. Harmonies of birds and locusts blanket the forest from lush treetops. Your group pauses for a moment to take it all in... that's when you discover you're standing right next to a sacred Sangre de Drago tree, rich with natural medicine, standing five stories tall with a gorgeous canopy of leaves shaped like hearts. Your group guide makes a small incision on the tree bark and the medicine begins to flow: It's an anti-cancer tree sap, made of 90% proanthocyanidins. It's been used by the Shuar Indians as living medicine for centuries and now you're getting to taste it fresh, raw and wild, right off the tree...

This scene isn't fiction. I experienced it myself last December as part of an eco-tourism mission I've taken on to help promote ecological tourism throughout Ecuador. As you'll soon see, you can experience this too because it's all part of an adventure tour being offered by an Ecuadorian-owned company based in Vilcabamba.

I was invited as a guest to go on a preview of this tour, and what I experienced was truly breathtaking: Hikes through the national forest, the identification and sampling of wild herbs, and the tasting of all varieties of exotic wild foods that I never even knew existed. This tour, called the "Amazon Wild Foods and Medicinal Plants Adventure," promises five days of adventure in Ecuador that you'll remember for a lifetime.

Keep reading below to learn more.

Before I tell you more: This tour is being organized by a private Ecuadorian company, and neither myself nor NaturalNews has any financial involvement whatsoever in this tour. My role here is simply as a journalist who seeks to help promote Ecuador's eco-tourism opportunities in alignment with the principles I've outlined in this previous announcement: "NaturalNews partners with Ecuador tourism bureaus to promote eco-tourism opportunities throughout the country" (http://www.naturalnews.com/027568_E...)

I've been reporting on other eco-tourism events throughout Ecuador, too. Read my report about the Papallacta Hot Springs near Quito (http://www.naturalnews.com/026356_A...), as well as a personal journal entry describing experiences on a horseback adventure through the Podocarpus National Forest (http://www.naturalnews.com/026478_w...)

Two amazing photo galleries of my adventures in Ecuador are posted here:
http://www.naturalnews.com/phototou...
http://www.naturalnews.com/phototou...

The way I work with resorts or tourism companies in Ecuador is explained at the end of this article (along with my contact information for those who wish to contact me). Throughout 2010, I plan to bring you more stories about eco-tourism opportunities throughout Ecuador, including The Galapagos Islands.

Eat raw cacao fruit, raw tree sap, wild medicines and more

The adventure I'm describing today is focused on Zamora, a magical town in Southern Ecuador that's host to a magnificent assortment of wild foods and medicines. This tour is called the "Amazon Wild Foods and Medicinal Plants Adventure."

Read more (and see the photos) on the website of the local company organizing the tour:
http://vilcarealestate.com.ec/index...

What's really amazing about this particular tour is that you'll have the opportunity to identify, harvest and experience numerous wild foods and herbal medicines straight from the Ecuadorian rainforest. You'll also get the opportunity to visit a local herbalist who makes his own powerful medicinal tinctures using local wildcrafted herbs in the way they have been traditionally used for generations by the indigenous Shuar culture of Southern Ecuador.

There's much more happening on this five-day adventure. Read full details (and see the pictures) here: http://vilcarealestate.com.ec/index...

Space is strictly limited. As of right now, there are only a few seats remaining (this is a small, intimate tour). Get more details (plus pricing and contact information) at the links above.

(Please do not contact NaturalNews with questions about this tour, as we are not organizing it. You'll need to contact the tour organizers at the website link given above.)

Contacting the Health Ranger with other eco-tourism opportunities

As a journalist covering eco-tourism opportunities in Ecuador, I'm always on the lookout for resorts, adventures and destinations that offer inspiring and unique experiences for ecologically-minded tourists.

If you operate an ecologically-oriented tour in Ecuador, contact me at vilcaland@gmail.com (in English or Español). Here's how we operate:

• There is no charge to be highlighted on NaturalNews. We do not ask for any percentage or commissions on the potential customers we send your way.

• I do, however, ask for the ability to experience your resort or tour for myself in order to be able to write with authenticity about what readers can expect.

• NaturalNews is working in cooperation with Ecuadorian tourism bureaus to promote eco-tourism opportunities throughout Ecuador. Our focus is on outdoor, "natural" adventures and experiences that help acquaint visitors with the rich, diverse plant and animal life found throughout Ecuador.

Again, to get more information about this tour, simply call (U.S.) 646-755-9848. Ask about the tour. (They speak English.) You may call on weekends and evenings, too.

Optician cures his own blindness with herbal medicine made with marigolds

(NaturalNews) A retired optician says he has cured his own case of age-related blindness by self-medicating with a supplement containing a marigold derivative.

"I decided to this off my own back," said 73-year-old Harry Marsland. "I treated myself, which is the very thing you're not supposed to do in any profession. As a retired professional, I feel a responsibility to get this message across to as many people as possible."

Age-related macular degeneration (AMD) is the most common cause of blindness in people over the age of 60, and causes loss of vision in the center of the eye. "Wet" AMD occurs when abnormal blood vessel growth leads to the destruction of the eye's light-sensitive (photoreceptor) cells. "Dry" AMD occurs when the photoreceptors atrophy without blood vessel damage.

Marsland lost vision in his right eye to wet AMD in 2001, and soon after began to suffer from dry AMD in his left. Eventually, he lost so much vision that he could no longer move around on his own, and began to consider learning Braille.

The retired doctor tried experimental laser, vitamin and supplement treatments, but nothing made any difference. Then in 2007, he was given a flier about a new AMD supplement containing a marigold extract, an ingredient he had yet to try. So Marsland spent £150 ($240) on a year's worth of the treatment.

"I now know, professionally, that I have recovered almost completely from the effects of the dry AMD in my left eye," Marsland said. "I am the first person to have such good fortune. I have recovered 95 per cent of the sight in my left eye which is miraculous, considering that at one point I was literally blind in the dark."

The supplement contained the marigold extract meso-zeaxanthin, as well as the spinach derivative lutein and the corn derivative zeaxanthin. Marsland had previously tried both lutein and zeaxanthin, which are recommended by the U.S. National Institutes of Health, but they had never had any effect.

Big Natural Chinese Herbs will Overcome Death Squad Drugs (Opinion)

(NaturalNews) Although the western pharma/medical system certainly will fight this statement with all their might, Chinese Herbal Medicine and other natural medicine is, by far, the best thing in the world to overcome common health concerns. There is just no other logical conclusion anyone with half a brain could come to, especially when you look at the nightmare of early deaths caused by the alternative. (And yes, pharmaceuticals are the alternative medicine now. It is time we all realize this and address it as such so that natural medicine can truly re-emerge.)

Many people (Author included) do not address this evil death squad as "Big Pharma" anymore for two reasons: Firstly because there is nothing wrong with any form of big business as long as it is not evil (though God knows many of them are). Secondly, why give them an edge as far as showing any respect? They must now realize they can be downsized by the people. "Big" is only relative. The natural medicine suppliers should be known as "Big Natural" with clearly no negative attached to the word "big" because "natural" represents God's creation and if that isn't big what is?

But getting back to the facts: Chinese medicine can address serious disease beautifully including life threatening infections like malaria, pneumonia, diphtheria, septic angina, typhoid fever, lime disease and all the others.
(http://www.naturalnews.com/028216_l...)

However it seems that the "common" health concerns these days (high blood pressure, high cholesterol, arrhythmias etc.) are the biggest target of this extremely evil death squad known also as the pharmaceutical industry.

Out of the many (approximately 10,000) medicinal plants in the Chinese system only about 100 are classified as "Superior Tonic Herbs".(http://www.naturalnews.com/023021_t...) These are the herbs that can be taken safely by almost anyone without any ailments other than (strangely enough) the one's mentioned in the paragraph above. In other words, the safest of all herbs are used to correct what the death squad uses the most dangerous of all poisons for.

This is absolutely ludicrous when a simple 5:1 whole herb extract known as Dan Shen (Salvia miltiorrhiza) can put an end to most heart disorders that would otherwise be "treated" with any number of death sentence drugs. (http://www.naturalnews.com/025028_D... )

Even longevity itself can be addressed with what many consider the most useful of all tonic herbs known as He Shou Wu. (http://www.naturalnews.com/026786_H...)

Also a combination of heat clearing herbs, listed here (http://www.naturalnews.com/023322_h...), can replace any number of anti viral and antibacterial drugs and do a much faster and better job with absolutely no harmful effects.

Doesn't anyone ever question what (besides the love of money) is behind this evil killing of innocent people in the name of "healthcare"? If the names Rockefeller, Rothschild and organizations such as the New World Order and the Illuminati come to mind you are with out a doubt on the right track. (http://fedupwithbs.com/illuminati.html)

The next few years will be most interesting as all this comes to a head. There is by far too much knowledge of "Big Natural" for the death squad to go on much longer without people getting up in arms. It is long overdue.

Source: Based on the author's own knowledge of Chinese Herbal Medicine and of the pharmaceutical industry.

About the author

Christopher Gussa founded Plant Cures Inc. which handcrafts over 150 Serious Herbal Medicine Products for Specific Disorders all created through clinical application. Their products are for Serious Disease and also Powerful Tonic Health. Please visit Plant Cures at WWW.PLANTCURES.COM or call them at 1-800 979 2027
Christopher Gussa is a formulator of Natural Medicine. He is also a TCM practitioner and Certified Master / Clinical Herbalist for 30 years. He is certified in both Western Herbal Therapy and Traditional Chinese Herbal Medicine.
Chris Gussa: "Plant Cures is currently working with over 9,000 medicinal plants to bring about healing through the true science of combining the whole energies of whole plants. A plants energy is from its whole part. (flowers, fruit, leaves, stems, roots etc) While the "science" of seeing some of the isolated molecular constituents in food and herbs can be interesting at times, there is no "one magic ingredient" in any plant. (You would think it would be science trying to tell you this type of logic, instead of me) But no! They would rather play this childish game of trying to find the "Pot of gold" in a plant so they can synthesize it and dazzle the FDA with a "New Drug" that will most likely cause the usual death and destruction!
Here is a link to musicial message called "Pharmaceutical Drug Guys" Let's Give Big Pharma The Boot!

Anxiety can be treated with herbs and nutrients, says new research

(NaturalNews) Who hasn't felt anxious before a test, or after some personal upset or accident? But sometimes anxiety can become chronic. And ongoing feelings of apprehension, fear or nervousness can rob people of their quality of life and even negatively impact their health. According to the American Psychological Association, panic disorder is an especially serious type of anxiety that is experienced by one out of every 75 people in the U.S. -- they can feel like they are having a heart attack, breathing difficulties, blacking out or even dying.

Mainstream medicine treats anxiety disorders with psychotherapy and, often, drugs including side-effect laden serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) like Prozac and addictive benzodiazepines (including Xanax). But a new study involving a comprehensive review of research into the use of nutritional supplements for the treatment of anxiety disorders has come up with good news for anyone wanting to relieve anxiety through natural means. According to the review of 24 studies involving a total of more than 2000 participants, which was just published in BioMed Central's Nutrition Journal, specific nutritional and herbal supplements can effectively treat anxiety, without the risk of serious side effects.

The research analysis was conducted by Shaheen Lakhan and Karen Vieira, scientists with the Global Neuroscience Initiative Foundation, a non-profit charity organization for the advancement of neurological and mental health patient welfare, education, and research, based in Los Angeles. "Our review and summary of the literature on herbal remedies and dietary supplements for anxiety should aid mental health practitioners in advising their patients and provide insight for future research in this field," Lakhan said in a statement to the media.

The studies Lakhan and Vieira investigated for their review included 21 randomized controlled trials -- the kind of research that is considered the "gold standard" in science. Of these, 15 showed positive anti-anxiety effects from either a nutritional or herbal remedy. The most consistently effective natural anxiety treatments appeared to be the herbs passionflower and kava and the amino acids L-lysine and L-arginine. St. John's Wort, which is traditionally used for depression, not anxiety, was not found to be an effective anxiety treatment.

"For all three of the herbal supplements we reviewed, more research needs to be done to establish the most effective dosage and to determine whether this varies between different types of anxiety or anxiety-related disorders," Lakhan stated. "Herbal medicines hold an important place in the history of medicine as most of our current remedies, and the majority of those likely to be discovered in the future, will contain phytochemicals derived from plants."

Understanding Organics: Labeling & Certification

Labels: ,


Understanding Organics: Labeling & Certification: Main Image

What is organic certification?

The certified organic label is the consumer’s guarantee the product has been produced according to the USDA's specific national standards for farmers and food handling organizations.
All these standards must be met for certification:
  • A public or private certifying organization conducts annual inspections of farms and food handlers and periodic testing of soil and water to verify that a farm meets or exceeds defined standards.
  • Organic farmers are required to keep detailed records of purchases and practices, which inspection agencies examine systematically. All farmers and handlers are also required to maintain written organic management plans.
  • Most farms are required to farm organically for at least three years before the food they produce can be labeled certified organic. An exception to this rule are farms that have not been growing organic products for the past three years, but that have not used unapproved chemicals during that time either. All farms, however, must have been under the supervision of a certification agency for the past 12 months before producing food that can be labeled certified organic.
  • No prohibited substances may be applied to the land during that period.
  • Not more than 5% of any organic-labeled processed food may contain non-organic ingredients (excluding water and salt).

How can I tell whether food has met the USDA's national standards for organic food?

Along with the national organic standards, the USDA has developed strict new labeling rules to help consumers know the exact organic content of the food they buy. The USDA organic seal, increasingly common after October 2002, indicates a product is at least 95% organic.
The USDA label may appear on stickers on the packaging, outer skin, or display signs for single-ingredient foods such as produce, milk, meat, eggs, or cheese.
Use of the seal is voluntary, however, farmers who knowingly sell a product labeled organic that fails to meet USDA standards can be fined up to $10,000 for each violation.

What about foods with more than one ingredient?

There are four categories for organic foods with more than one ingredient. The first three categories prohibit any ingredients produced using genetic engineering, irradiation, or sewage sludge.
  • 100% organic: Only products that have been exclusively produced using organic methods carry this label.
  • Organic: At least 95% of the ingredients (by weight, excluding water and salt) in products carrying this label must be organically produced.
  • Made with organic: Products with 70 to 95% organic ingredients may display “Made with organic [with specific ingredient or ingredients listed]” on the front panel.
  • Less than 70% organic: Products with less than 70% organic ingredients may list these specific items in the ingredient panel.
The actual percent of organic content may be displayed on all products, regardless of label category. However, the rule specifies the actual dimensions that are allowed in displaying the content, and, as noted earlier, the percentage for products with less than 70% organic ingredients can only be displayed in the information panel. In all four labeling categories, the product cannot use both organic and non-organic versions of the same ingredient.
Note that labels may also make other truthful claims about their food content, such as “natural,” “free-range,” and “hormone-free,” but these claims are not interchangeable with “organic.” For more on organic meat labeling, see Understanding Organics: Meat & Poultry.
Ausubel K. Seeds of Change: The Living Treasure. San Francisco: Harper, 1994.
Barry W. The Pleasures of Eating. In: Clark R, ed., Our Sustainable Table. San Francisco: North Point Press, 1990.
Community Alliance with Family Farmers. Summaries of State Organic Laws. National Organic Directory, 1996, 193–205.
Environmental Working Group, Same As It Ever Was, 1996.
Harmony report, “Pesticides: Losing their Effectiveness”.
The Hartman Report, Food and the Environment: A Consumer’s Perspective, Phase I, Bellevue, WA, 1996, 23; Phase II, Bellevue, WA, 1996, 17.
Natural Business, “1998 Financial Market Overview.”
National Organic Program Overview, www.ams.usda.gov/nop/facts/overview.htm
National Research Council. Pesticides in the Diets of Infants and Children. 1993;June:2.
Organic Trade Association, “Frequently Asked Questions About the U.S. Organic Standards,” 1999.
Organic Trade Association, “Questions and Answers About Organic,” 1999.
Organic Trade Association, “Standards Will Benefit Consumers,” What’s New in Organic Newsletter Mar/Apr 2001.
Organic Trends, “U.S. Organic Regs Proposed for the Year 2000,” Winter 1998.
Pesticide and Toxic Chemical News, May, 1998.
Wall Street Journal, “And the Organic Oscar Goes To...,” September 17, 1999.
Waters A. The Farm-Restaurant Connection. In: Clark R, ed., Our Sustainable Table. San Francisco: North Point Press, 1990.

Blog Archive

map location

hit counter

free counters

so cute

Followers

Text Widget

time and day

About Me